waktu menunjukan pukul 23:14 ketika tulisan ini saya tulis pada hari sabtu tanggal 17 oktober 2015. Tepat pada waktu saya memikirkan sesuatu yang selama ini telah saya pikirkan. Apakah tujuan dari kehidupan ini?
ada beberapa orang yang mengatakan dan mendeklarasikan bahwa kehidupan ini untuk membahagiakan dirinya dan orang disekitarnya. bahkan ada juga beberapa orang yang menganut paham "YOLO" sehingga semua hal harus dia coba sebelum menghembuskan nafas terakhir.
beberapa peneliti menyatakan bahwa umur seseorang rata-rata hanya sampai 70 tahun. setelah itu, jika dia masih hidup berarti dia memiliki sistem imun dan ketahanan tubuh yang cukup kuat, tapi jika dia sudah tidak ada berarti memang waktunya untuk menyelesaikan aktifitasnya di bumi ini.
Sebuah pertanyaan selalu terngiang dalam benak saya, kemanakah kita sehabis kita meninggal dunia? Jika memang surga dan neraka itu benar-benar ada, kemanakah kita akan pergi? jika memang benar ada berarti kita akan mengalami kehidupan yang kedua (keabadian), lantas untuk apakah kehidupan yang pertama ini?
Kehidupan pertama memang adalah kehidupan yang real, yang sangat terlihat dalam jangka waktu yang panjang. Apa yang terjadi di hari esok merupakan hasil perbuatan kita di hari ini. ada beberapa yang mengejar kesuksesan, kekayaan, kedudukan, bahkan gelar pun diraih sebanyak dan setinggi mungkin. Tapi, apakah semuanya itu akan memberikan dampak kepada keabadian kita?
dalam kepercayaan yang saya percaya, kehidupan pertama manusia ini merupakan persiapan kita sebagai manusia untuk memasuki keabadian. Kehidupan pertama kita ini merupakan Masa Orientasi Jiwa kita untuk bersiap-siap masuk ke dalam keabadian. Apakah jiwa dan roh kita siap untuk memasuki tahap keabadian? apakah jiwa dan roh kita siap untuk menghadapi kebudayaan yang baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan kemanusiaan kita sekarang?
Ketika melakukan sesuatu, saya sering mengingatkan diri saya bahwa apapun yang saya lakukan, baik itu belajar, membaca, makan, mandi, bahkan hang out pun, harus dilandaskan pada tujuan akhir kita nanti, kekekalan.
"Lakukan yang terbaik dari kehidupanmu dan buat itu berharga" merupakan kata-kata yang langsung terlintas dalam pikiran saya ketika menulis tulisan ini.
saya bukan seorang ahli agama atau bahkan membanggakan agama saya. saya tidak memiliki pengetahuan yang luas mengenai kitab yang saya percaya sebagai tuntunan saya untuk mempersiapkan diri saya masuk ke keabadian. saya sangatlah bodoh jika disuruh untuk berdebat tentang agama atau bahkan sejarah. dan sebenarnya saya tidak peduli.
salah satu sifat manusia yang diturunkan oleh sang pencipta adalah sifat kebebasan. manusia diberikan kebebasan untuk mempercayai apa yang dia mau percayai. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih tuhan yang sesuai jalan pikirannya.
Bahkan manusia diberikan kebabasan mengenai keabadian yang akan dijalaninya kelak
ada 2 jenis keabadian, apakah kita akan abadi di dalam kesukaan kekal atau yang biasa orang-orang sebut dengan surga atau abadi dengan penderitaan (neraka) *hanya bagi orang yang mempercayai tentang konsep surga dan neraka, dan saya mempercayainya
kebebasan untuk memilih surga atau neraka dapat diaplikasikan dalam kehidupan pertama. Tuhan itu maha segalanya, bahkan manusia pun diberikan kebebasan untuk memilih keabadianya kelak.
"Life is a choice" salah satu perkataan dari public figure yang pernah saya temui.
Apakah 70 tahun merupakan waktu yang cukup untuk memilih keabadian kita? jawaban dari pertanyaan tersebut datang dari jiwa kita yang terdalam. bahkan kita tidak tahu apakah kita akan hidup tepat 70, lebih atau bahkan kurang dari angka tersebut.
dan jika saya menarik garis merah antara konsep "hari esok merupakan hasil dari hari ini" dan konsep "life is a choice", maka kita memiliki pilihan untuk menentukan hari esok kita, yang dimana kita tidak tau apakah besok kita masih ada di dunia ini, atau bahkan di surga atau neraka. Pilihan itu ada di dalam tanganmu kawan. Pilihlah hari esok mu dengan melakukan berdasarkan pilihanmu tersebut pada hari ini. hingga sang Maha Pemilik itu mengatakan "cukup waktumu di dunia" maka hasil dari apa yang kau lakukan hari ini akan menentukan "hari esokmu"
pilihlah pilihanmu, hidupi pilihanmu tersebut hari ini, dan menunggu waktu Tuhan.
God bless you, kawanku!
No comments:
Post a Comment