Search This Blog

Thursday, April 30, 2015

Jepang : Sebuah titik balik dari mimpi yang tinggi (2)

Tetapi, H-1 sebelum keberangkatan kami, ada sesuatu yang lupa kami perhitungkan. yaitu transportasi di Jepang. Kami diberitahukan oleh salah satu teman kami yang pernah ke Jepang bahwa di Jepang semua tulisan dalam kanji dan orang jepang sangat susah untuk berkomunikasi dalam bahasa inggris. Bahkan untuk tiket, kami harus membeli sesuai dengan jadwal yang ada di Internet (karena orang Jepang sangat ontime).
Akhirnya saya dan rizal pun membagi tugas. karena kami berpikir bahwa kami akan susah mendapatkan sinyal wifi gratis, maka tugas rizal adalah mencetak SEMUA jadwal KERETA yang ada di Jepang dengan destinasi yang akan kami kunjungi, sedangkan saya bertugas untuk mempelajari bahasa Jepang, karena kebetulan pada waktu saya SMA, saya belajar bahasa Jepang. Yak, dengan kondisi H-1 HARI!!!!!

Dengan kondisi H-1 Hari kami berusaha untuk membuat jadwal perjalanan kami selama di Jepang yang baru karena jadwal dari kereta yang ada di Jepang sangat berbeda dan hanya memiliki selang yang tidak jauh antar 1 kereta dengan kereta lain. Hanya dengan semalam kami mempersiapkan semua. Rizal langsung mencetak semua jadwal kereta dan saya pun membuka internet untuk belajar bahasa Jepang lagi (karena pada saat SMA sempat belajar bahasa Jepang)
Setelah semalaman struggle dengan semuanya itu dan akhirnyaaaaaaaaaaa

HARI YANG DI TUNGGU PUN DATANG

Hari dimana kejadian yang membuka mata dan pikiranku akan dunia ini. Hari dimana yang menjadi titik balik dari semua mimpi-mimpi ku. Hari dimana pertama kalinya saya keluar negeri tanpa kedua orangtua saya. dan juga pertama kalinya keluar negri dengan status "backpacker"

Akhirnya saya pun mempersiapkan semuanya termasuk uang

 Paspor dan VISA saya yang sangat susah untuk didapatkan


dan juga segala perlengkapan mulai dari baju ganti hingga MUN kit kami

Kami pun telah menyepakati untuk bertemu di bandara 2 Juanda, kebetulan pesawat kami itu Garuda Indonesia dengan penerbangan Surabaya-Bali-Osaka
Jadwal pesawat kami sekitar pukul 19.00 tetapi kami telah bertemu di bandara Juanda jam 18.00

Setelah berpemitan dengan kedua orangtua Rizal (kebetulan orangtua saya masih ada di Makassar dan tidak dapat datang ke Juanda) kami pun check in dan masuk ke dalam ruang tunggu.
di ruang tunggu pun kami bertemu dengan beberapa teman yang hendak pulang kampung karena kebetulan pada saat itu adalah liburan semester genap


Akhirnya kami pun terbang ke Bali pukul 19.00

ketika penerbangan dari Surabaya-Bali





ketika sampai di Bali

Karena perjalanan kami ini bisa di bilang perjalanan nekat, kami pun sempat melupakan sesuatu hal yang penting yaitu "money changer"
Walaupun masing-masing dari kami telah memiliki yen, tetapi masih sangat kurang. ketika itu kami harus dengan cepat check-in di Penerbangan International karena harus minimal 2 jam sebelum keberangkatan harus check in. kami pun sempat kalang kabut karena tidak mendapatkan money changer yang "sesuai" dengan keinginan kami dan sudah ada beberapa money changer yang bisa dibilang "murah" sudah tutup. hanya money changer dari bank-bank nasional. 

Kami pun berpikir untuk check in terlebih dahulu dan langsung pergi menukar uang. perdebatan sempat terjadi antara saya dengan rizal karena urusan di imigrasi terkadang sangat lama dan menyita banyak waktu. akhirnya saya pun menuruti keinginan Rizal untuk mencari money changer terlebih dahulu

ketika kami harus berlari-lari di Terminal International Ngurah Rai Bali


osaka

Setelah marathon dari Terminal International-Terminal Domestik-dan kembali lagi ke International kami pun mengantongi yen dengan kurang bahagia karena money changer yang kami dapat cukup mahal. setelah itu kami pun masuk ke imigrasi dan ke ruang tunggu.
Didalam ruang tunggu pun kami harus kecewa karena penerbangan kami sempat di delayed selama 2 jam



 dan setelah menunggu selama 2 jam kami pun berangkat....

"Tuhan memberkati perjalanan kami..."


perjalanan Bali-Osaka sebenarnya perjalanan yang tidak terlalu membosankan karena perjalanan ini hanya menempuh waktu selama 8 jam. jadi ketika kami berangkat pada waktu tengah malam. kami pun terlelap dan saat bangun, waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi di atas pesawat. waktu masih membingungkan bagi kami karena kami masih belum masuk ke perairan Jepang pada saat itu.
sunrise dari atas pesawat



Ketika saya terbangun dari istirahat saya, saya melihat matahari terbit tepat di samping saya (kebetulan saya duduk di samping jendela)
Matahari terbit selalu menjadi salah satu alasan saya untuk tidak mengucap syukur kepada Sang Pencipta atas apa yang Dia perbuat atas alam ini
Syukur saya terus memuncak ketika tersadarkan lagi bahwa saya menikmati matahari terbit di atas pesawat dengan tujuan Jepang
"Sudah tidak ada lagi kata-kata yang bisa diucapkan untuk mengungkapkan rasa syukur kepadaMu" merupakan kata-kata yang terus saya ucapkan ketika terbangun.
Saya pun tidak mau melewatkan momen indah ini. saya pun mengambil gadget saya dan membuka buku yang dari dulu sampe sekarang tidak berubah yang selalu menguatkan, yaitu Alkitab.
Dengan back sound "BejanaMu" dari JPCC Worship saya pun mendekatkan diri kepadaNya yang karyaNya sangat sempurna dalam kehidupanku



 Jika di bilang memang saya berangkat dengan uang pribadi (walaupun di bantu oleh Wakil Rektor 1 ITS dalam sejumlah uang) tetapi saya percaya bahwa ini semua yang terjadi karena seturut dan kehendak Tuhan. mungkin jika saya punya uang untuk berangkat tetapi saya sakit, bisa jadi saya tidak berangkat. Sehingg semua yang terjadi ini semata-mata karena Tuhan.

Tidak lama berselang setelah saya ber-saat teduh di atas pesawat, kami pun di suguhkan breakfast ala Japan


 tetapi ada yang membuat kami sangat menikmati perjalanan kali ini, yaitu pramugari yang ada di atas pesawat kami ada beberapa orang Indonesia, tetapi ada juga Orang Jepang yang memberikan pelayanan yang sangat baik dan ramah kepada kami

saya masih ingat namanya adalah Tsugumi


Setelah mendarat, kami segera mencari bagasi kami dan duduk-duduk di bandara yang sangat terkenal dengan "bandara di atas laut" ini. tetapi yang membuat kami terkejut adalah tidak lama setelah 10 menit kami duduk-duduk di bandara, kami pun di datangi polisi bandara dan langsung mengintrogasi kami sambil meminta paspor kami
"where you want to go? for how long? where do you live here? " pertanyaan yang dasar dengan aksen khas orang Jepang

Ya, itu merupakan pengalaman dan kejadian pertama kami setelah kami mendarat di negeri sakura ini.

Setelah di introgasi, kami pun mencari tourist center, semacam stand2 yang ada di bandara kansai untuk para tourist yang pertama kali ke Jepang untuk mendapatkan informasi tentang Jepang. 
Kami pun langsung meminta peta Osaka dan Kobe City. 

untuk para turis yang baru pertama kali ke Jepang, jangan takut karena Tourist Center ini akan sangat membantu kita sebagai turis dan juga mereka sangat ramah ketika kita bertanya. tenang saja mereka dapat berbicara dalam bahasa inggris.
Kami pun juga bertanya dimana tempat penitipan barang semacam loker yang ada di Bandara Kansai. 
Bandara ini termasuk bandara yang sangat lengkap karena hampir semuanya ada.
kami pun di arahkan untuk mencari loker penitipan barang itu. dengan memasukan koin sebesar 50 yen untuk 1 hari kami pun menitipkan bagasi kami
ukuran bagasi ada 3 macam, ada yang kecil sedang dan besar. khusus yang besar harganya 100 yen. kami pun mengambil loker yang besar dan langsung memasukan 2 bagasi kami yang sama besarnya.
Setelah itu kami pun keluar Bandara dan mencari stasiun kereta (JR Train).
Bandara Kansai dan Stasiun JR sangat dekat sehingga kami hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit untuk sampai ke stasiun tersebut. sebelum masuk ke stasiun kami harus membeli tiket. dan masalah bahasa pun terjadi lagi, Saya yang lupa membawa catatan bahasa Jepang pun dengan terpaksa menggunakan bahasa inggris di campur bahasa "Tarzan" kepada mbak-mbak penjaga tiket pembelian tiket
fyi : di stasiun jepang semua tempat pembelian tiket dilakukan oleh mesin karena jika di lakukan oleh manusia, gaji untuk orang yang menjual-belikan tiket itu sangat mahal (since in Japan they are paid per hours).
Tetapi tidak usah khawatir karena di Stasiun JR Kansai akan ada petugas yang akan membantu kita membeli tiket di Mesin Tiket tersebut

stasiun bawah tanah di Stasiun Kansai


dan setelah tiket di tangan, petualangan hari pertama kami pun di mulai.

OSAKA CASTLE


Tujuan pertama kami adalah istana kerajaan Jepang yang ada di OSAKA




Setelah menikmati istana megah ini, perjalanan kami pun dilanjutkan

UNIVERSAL STUDIO



Setelah belajar membeli tiket di mesin pembeli tiket pada saat di stasiun Kansai, kami pun langsung cabut ke universal studio untuk menikmati permainan yang ada di sana



Untuk hari pertama pun selesai karena besok kami harus mengikuti Model United Nations Conference on Kobe City.



(Bersambung...)

No comments:

Post a Comment