Search This Blog

Tuesday, June 16, 2015

Engineer tanpa politik hanyalah kuli - bagian 1

Beberapa bulan lalu ketika beberapa keredaksian dari Dimensi mengikuti kuliah tamu dari SOSMAS HMM mengenai pergerakan mahasiswa, ada satu statement yang akhirnya kami buat yang bisa membangkitkan kembali pergerakan mahasiswa dan membuat mahasiswa khususnya teknik Mesin dapat kembali lagi ke habitat awalnya, untuk bisa menjadi tumpuan negri ini. bahwa Engineer tanpa ilmu politik hanyalah seorang kuli yang bisa di suruh membuat atau merancang sebuah mesin, bukan mengambil keputusan yang bijaksana, bukan sebagai Agent of Change yang akan mengubah sebuah struktur (pemerintahan mungkin) dengan sebuah pengambilan keputusan.






Menurut salah satu staff departemen komunikasi dan informasi (kominfo) dari BEM FTI ITS periode 2012-2013 mengungkapkan bahwa politik dan engineer itu sangat dekat hakikatnya, tetapi sayangnya mahasiswa ITS masih kebanyakan menganggap POLITIK itu adalah sesuatu yang sangat kotor. "Saya Pernah bertanya kepada salah satu anak ITS yang mungkin sangat anti yang namanya politik, dia berkata kalau kita sebagai mahasiswa ITS itu kuliah engineering yah harusnya tentang engineering saja. nanti urusan politik serahkan saja sama yang ahli. Dia (anak ITS yang katanya anti Politik -red) berkata bahwa akan mencoba berkontribusi lewat BUMN dsb.


Menurut opini staff kominfo yang tidak mau disebutkan namanya ini, percuma saja jika kita tidak mengerti politik dan mau berkontribusi misalnya di BUMN. Jika mindset pikiran kita hanya bekerja saja dan tidak mau memimpin atau kasarnya hanya jadi kuli, mungkin politik tidak menjadi sesuatu yang penting. Tetapi jika mainset kita sebagai seorang Agent Of Change atau sebagai "History Maker" yah mengertilah sedikit tentang politik.

Dia juga menambahkan bahwa jika engineer tidak mengerti politik akan berdampak buruk kepada engineer itu sendiri. "Misalnya seorang engineer dalam mengambil keputusan harus berbasis hukum juga, misalnya K3 itu ada standar dari pemerintah, power plant juga. Kalau misalnya engineer tidak tau aturan dan perkembangan negara, maka keputusan yang dia buat gak akan sejalan sama aturan negara."

Dia juga berpesan agar mahasiswa melek politik, banyak membaca tentang apa yang sedang terjadi di negara kita, "jangan kalo membaca koran, bagian olahraganya dulu yang di baca" serunya.
dia juga berpesan, ITS yang sekarang sudah mulai terangkat namanya, para mahasiswanya harus peka terhadap perkembangan politik dan peka juga terhadap nasib rakyat.




Berbeda dengan Esteban M52 (nama samaran), yang mengatakan bahwa politik itu tidak penting. "Hmm, mungkin bukan bidang kita sebagai engineer untuk bicara politik dan aku gak ngerti yang namanya politik dan mindset aku tentang politik sudah negatif, jadinya tambah males." tandasnya.

tetapi, di balik ketidaksukaannya akan politik, esteban M52 mengakui bahwa politik memiliki dampak yang cukup besar dalam kehidupan engineer kedepannya. Dia berkata, "Tapi, politik udah masuk ke dunia engineer. contohnya di perusahaan-perusahaan. kalau anak teknik gak ngerti politik bisa-bisa dibodohin"

Hampir sama dengan esteban M52, MF M56 mengungkapkan bahwa politik kadang membingungkan sehingga membuat beberapa mahasiswa ITS tidak mau menyentuhnya. "Saya pribadi awalnya suka tentang politik namun ketika saya lihat politik di Indonesia, kenapa ketika ada sebuah gagasan yang bisa memajukan Indonesia politik malah menghambat? " kata MF



Sebenarnya yang menjadi masalah adalah mindset mahasiswa ITS yang mengatakan bahwa Politik sudah sangat buruk dan jelek. Pertanyaan yang dapat ditanyakan adalah kenapa bisa mindset mereka menjadi jelek? 
Anis Baswedan (Rektor Universitas Paramadinaa) pernah berkata dalam wawancara bersama Najwa Shihab bahwa kenapa negara ini memiliki politikus yang buruk? karena semua orang baik lebih bersikap diam daripada bergerak, sehingga yang jahat dapat berkuasa.

Mungkin itu bisa menjadi jawaban kenapa mindset beberapa mahasiswa ITS sudah menjadi jelek mengenai politik. karena sebagian mereka lebih memilih diam dan menonton negara ini di porak-porandakan oleh beberapa orang yang hanya mengejar keinginan pribadi. 
Karena sudah terlanjur porak-poranda mungkin menjadi alasan juga kenapa beberapa mahasiswa ITS sudah malas dan tidak mau lagi berkecimpung dalam dunia politik.
Tidak ada salahnya jika mahasiswa belajar sedikit tentang politik, membaca dan megetahui prosedur dan undang-undang negara tentang Energi dan Minyak (yang sesuai dengan latar belakang kita sebagai Engineer), dan juga belajar bagaimana cara untuk mengambil sebuah keputusan (jika kita menjadi pemimpin perusahaan) yang berasaskan pancasila dan undang-undang.
Percuma toh nanti kalo misalnya kita mau membuka sebuah lapangan kerja atau berwirausaha tapi tidak menbgetahui aturan dan perundang-undangan tentang wirausaha, salah satunya ada pada Peraturan Pemerintah Nomr 60 tahun 2013 dan juga Nomor 27 tahun 2013 tentang pengembangan inkubator wirausaha.

Banyak negarawan kita yang berlatar belakang engineer dan berhasil menjadi pemimpin karena dimulai dari pikiran mereka yang kritis terhadap lingkungan mereka. Contohnya, mantan Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.


 beliau masih bekerja sebagai arsitek dan juga sebagai pemikir bagaimana cara membuat Indonesia dapat merdeka. bahkan Belanda sempat menahan Soekarno karena pikirannya yang cukup kritis sehingga dapat menghasut masyarakat untuk melakukan perlawanan. bahkan ketika beliau di tahan di penjara elit Belanda, Soekarno menemukan cara untuk dapat berkomunikasi denga istrinya yaitu dengan menggunakan telur dimana cara yang digunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk jarum ke telur. Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak dua kali pada telur artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun jika terdapat tiga tusukan berarti aktivis kemerdekaan yang ditangkap cukup besar.


Contoh lain adalah tahanan KPK, yang dulunya adalah kepala satuan khusus SKK MIGAS, Rudi Rubiadini yang merupakan salah satu akademisi yang cukup pintar di bidang perminyakan. Karena beliau mau belajar politik, beliau bisa menjadi ketua SKK Migas, tetapi menyelewengkan kekuasaannya  yang akhirnya menjebloskan dia kedalam penjara. 



Selama tujuan kita baik untuk mempelajari politik, niscaya negara ini akan menjadi lebih baik dari masa sekarang. Karena pada zaman dulu, orang-orang yang bergerak di bidang politik adalah orang-orang yang memiliki tujuan mulia terhadap negaranya. Mahfud MD pun berkata "Dulu tokoh-tokoh kita berpolitik itu bersih, tidak ada yang pakai uang seperti sekarang, sehingga membuat politik menjadi kotor. Tetapi, jangan lupa bahwa politik itu merupakan fitrah manusia," kata tokoh asal Pamekasan, Madura, itu. 



Mulailah dari membaca, dan selalu menanyakan "Mengapa" terhadap apa yang kau baca untuk melatih pikiran kritismu (ybs/dimensi)

Saturday, June 13, 2015

Karena kehidupan punya tujuan !


Mungkin kita pernah berpikir seperti "Kok gue nggak seperti si A yang pandai dalam mata kuliah ini yah" atau "Kok gue nggak jago organisasi seperti si B ya".

Kekurangan itu Timbul Jika Kita Membandingkan
"Bagaimana saya merasa bahwa saya sipit kalau saya tidak melihat teman saya yang matanya belo? Bagaimana saya merasa pendek kalau saya tidak melihat teman saya yang tinggi?"

Tanpa kita sadari. Kita seringkali membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kita lupa bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk dan karakter yang berbeda untuk tujuan yang berbeda-beda pula.

Si A diciptakan Tuhan menjadi orang yang teliti dan pandai berhitung bisa jadi karena si A akan memiliki pekerjaan sebagai konsultan dan ahli keuangan yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Si B diciptakan Tuhan menjadi orang yang pandai menggambar bisa jadi karena gambar-gambar yang dibuat si B dapat menginspirasi orang banyak.

Jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan menganggap itu tidak adil, maka sesungguhnya kitalah yang belum mengerti dengan maksud apa Tuhan menciptakan kita.

Setiap Orang Pintar dalam Bidangnya Masing-masing

Pada kebanyakan organisasi dan perusahaan, ada orang yang kinerjanya kurang memuaskan. Salah satu penyebab dari kurangnya kinerja tersebut bisa jadi karena penempatan yang salah. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut bukan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan potensinya. Walaupun orang tersebut bisa melakukannya, suatu saat akan muncul titik jenuh yang membuat kinerjanya menurun.
"Orang bodoh adalah orang yang TAHU, tapi TIDAK MAU berubah,".

Pertanyaannya, sudahkan kalian mengerti apa sesungguhnya passion dan potensi kalian? Jika belum, carilah terus dengan cara mengeksplor diri lebih banyak. Jika sudah tahu, pastikan kalian melangkah dengan benar. Berubahlah jika kalian tahu bahwa kalian ada di jalan atau penempatan yang salah.

Mengertilah apa yang menjadi maksud dan tujuan engkau di lahirkan di dunia ini. Tuhan itu sempurna, pasti tidak pernah melakukan kesalahan, termasuk menciptakaan seseorang bukanlah sebuah kesalahan dan bukan sebuah kebetulan, walaupun mungkin (maaf) orang tersebut lahir secara "kecelakaan" tapi kehidupan seseorang sangat berharga untuk di sia-siakan


Setiap orang itu spesial dan percayalah akan keunikan diri kita sendiri dan bersyukurlah akan hal itu. karena Tuhan menciptakan kita dengan tujuan yang mulia .BE BLESSED! (ybs)

Friday, June 12, 2015

BIG DREAM AND CHALLENGE THE IMPOSSIBILITY !


"Sweet dreams, till sunbeams find you

Gotta keep dreaming leave all worries behind you

But in your dreams whatever they be

You gotta make me a promise, promise to me
You'll dream, dream a little of me"

Sepenggal lagu yang dinyanyikan oleh Billie Holiday dan Sarah Vaughan mengingatkanku akan sebuah mimpi yang super duper besar.

Memori ini masih sangat mengingat ketika kami, hanya segelintir mahasiswa Teknik yang mau keluar dari zona nyaman kami. Berani bermimpi untuk memimpikan sesuatu yang besar. sama seperti petikan lagu di atas "you'll dream, dream a little of me" kamu akan bermimpi, bermimpi sedikit tentang "saya" izinkan saya mengubah arti kata "saya" tersebut menjadi mimpi yang besar. Sebuah mimpi yang besar cukup untuk dimimpikan sedikit saja. iya... mimpikan sesuatu yang besar hanya sedikit. Karena cukup dengan sedikit mimpi besar dan juga iman yang sedikit, mimpi itu akan menjadi kenyataan.

Saya percaya bahwa Tuhan itu tidak pelit dalam memberikan berkatNya kepada umatNya. Tuhan memiliki kekayaan yang tidak akan pernah dapat dihitung oleh pikiran manusia untuk diberikan kepada anak-anakNya yang taat kepadaNya. Sebuah mimpi besar pun dapat Dia lakukan dalam kehidupan kita asalkan kita percaya saja kepada Dia.

Ketika kami berencana untuk pergi ke Amerika Serikat, saya sempat tidak percaya. Segelintir mahasiswa yang masih bergantung makananya kepada orang tua mau ke Negara paling maju di dunia ini untuk mengikuti sebuah perlombaan paling bergengsi di seluruh dunia, yaitu HNMUN (Harvard National Model United Nations).

Sangat normal ketika saya berpikir bahwa mimpi ini hanya angan-angan belaka dan tidak akan pernah terealisasikan. apalagi kedua orang tua saya yang notabene adalah orangtua yang berpenghasilan saja tidak pernah menginjakan kakinya di Negara Paman Sam itu, apalagi anaknya yang masih belum berpenghasilan.

IYA BENAR!!

Penghambat kami untuk berangkat adalah DANA!!!

DANA yang membuat kami bertengkar satu dengan yang lainnya, tapi DANA juga yang membuat kami sangat dekat satu dengan yang lainnya.

Saya sampai sekarang tidak mengerti dengan 'skenario' sang Pencipta yang mempertemukan saya dengan 9 orang hebat yang menjadi Tim ITS untuk HNMUN 2015. Mungkin Tuhan mau mendewasakan saya melalui orang-orang ini atau Tuhan mau menguji iman percaya saya kepada Dia, bahwa segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi Dia?

kiri-kanan : Darosa Elfrida, Marvin Suganda, Achmad Rizal, Aidhil Mar'ie, Ekky Hardiyanto, Ilmi Mayumi, Aditya Brahmana, Azmil Muftaqor, Yakob Christopher, Yabes David

Menjadi officials sekaligus salah satu penggagas UKM baru ini, saya sempat hampir menyerah untuk melanjutkan mimpi yang besar ini: Ke Amerika Serikat. Ketika engkau gagal meyakinkan dirimu sendiri, jangan pernah bisa meyakinkan orang lain untuk berangkat.
ketika itu bulan November 2014 dan status sponsorship masih nol dan dana yang kami butuhkan tidak lah sedikit. mungkin setara dengan sebuah event besar yang ada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 

Ketika bulan itu tersebut saya ingat ketika sebuah malam yang sangat tenang saya berdoa dan mengeluarkan unek-unek saya kepada Sang Khalik. saya pun sempat 'bertanya' apakah Tuhan akan menolong saya dan akan memberangkatkan saya dan juga teman-teman saya? tidak ada jawaban, bahkan tanda untuk mendapatkan sponsorship pun tidak ada. Tapi, yang saya ingat sampai sekarang adalah Tuhan hanya memberikan saya ketenangan di dalam hati saya untuk tetap memperjuangkan mimpi besar ini. Tidak ada jawaban Yes, No, or Maybe. Tuhan hanya seolah-olah menjawab "Do what you have to do"

Jawaban simple dari Tuhan itu yang mungkin membuat saya bertahan hingga detik-detik terakhir. Setiap hari motivasi saya hanya "bertahanlah sampai hari ini saja" kemudian esok harinya saya pun memotivasi diri saya "bertahanlah sampai hari ini saja". yang di dalam pikiran saya adalah lakukan apa yang bisa di lakukan hari ini

"Kesusahan sehari cukuplah sehari, hari esok ada kesusahannya sendiri"

Mulai dari melegalkan organisasi kami, pergi ke birokrasi kampus, hingga follow up setiap perusahaan yang kami datangi untuk melakukan kerja sama, kami lakukan untuk membuktikan bahwa saya dan yang lainnya tidak mau menyerah sampai Tuhan sendiri yang bilang "TIDAK". bahkan rapat hingga jam 12 malam saya lakukan untuk memotivasi dan meyakinkan teman-teman ITS for HNMUN 2015 bahwa kita bisa berangkat jika kita berusaha dan percaya kepada Dia.

Saya masih mengingat sampai sekarang ketika salah satu anggota tim kami bertanya kepada saya: "Bes, gimana nih udah dekat HNMUNnya, kita berangkat gak nih? duit dari mana kita?" secara refleks saya menjawabnya "Tuhan yang sediakan". iya.... saya tidak tau kata-kata darimana tetapi saya belajar dari kata-kata saya sendiri bahwa jangan pernah membatasi Tuhan yang tidak terbatas itu.

Proposal sponsor pun kami sebar dengan sangat maksimal. Mulai dari alumni-alumni, perusahaan di Surabaya, Jakarta, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan bahkan saya pun sempat pulang ke Makassar hanya untuk menyebar proposal sponsorship tersebut

rapat tiba-tiba yang kami lakukan mendekati hari H keberangkatan yang dilaksanakan hingga tengah malam
Saya sempat jatuh sakit karena kebanyakan pikrian. memikirkan kelanjutan mimpi yang kami perjuangkan setelah beberapa bulan. H-2 bulan menjadi puncak-puncak dari pikiran saya. Saya sempat tidak peduli lagi dengan tim ini dan mau meninggalkan mereka dan seolah-olah menjauh agar kami semua tidak jadi untuk berangkat. saya pun sempat berpikir "SUDAHLAH, ini SEMUA TIDAK MUNGKIN". hampir setiap hari kami harus ketemu dan membahas hal yang sama yang membuat kami ber sepuluh sangat pusing. Bahkan ada satu hari yang kami pun sempat tidak berkata apa-apa karena seolah-olah kita semua menyerah. yah.. kita bertemu tapi tidak ada yang mau berbicara. Tidak ada kata istirahat, bahkan sabtu atau minggu.
Saya pun sempat beberapa kali harus langsung menyebar proposal sponsor ke perusahaan setelah perkuliahan, tidak sempat makan, ataupun bercengkrama dengan teman sekelas dalam perkuliahan, langsng keluar dari kelas dan langsung berangkat menyebar proposal. 
tapi Tim ini bukan teman, mereka sudah seperti keluarga sendiri. ketika saya down, mereka yang menyemangati, padahal kami sebagai officals, mungkin sudah menyerah, tapi mereka yang selalu mengingatkan untuk tidak putus asa.

inilah TIM ITS untuk HNMUN 2015. ketika ada satu yang jatuh, yang lain akan  menolong bahkan menyemangati.

Sampai tiba di satu saat dimana kami mendapatkan bantuan dari Harvard University, titik balik saya untuk tidak jatuh lagi untuk memperjuangkan mimpi ini. yang membuat saya semangat (walaupun kadang down lagi hehehe) untuk bisa memberangkatkan 10 orang ini.

Mungkin Tuhan yang tidak pernah menutup telinganya kepada anak-anakNya yang meminta kepadaNya. semua jerih lelah kami terbayar ketika H-3 hari sebelum keberangkatan kami mengadakan konfrensi pers untuk menjelaskan keberangkatan kami

entah uang dari mana datangnya tapi inilah hasil jerih payah dan hasil doa-doa kami akhirnya kami pun bisa BERANGKAT KE AMERIKA SERIKAT

OFFICIAL Picture of  ITS for HNMUN 2015

ketika kami di Boston
ISLAM, KRISTEN, KATOLIK, SUNDA, TORAJA, JAWA, BATAK, PRIBUMI, TIONGHOA, ARAB, HITAM, PUTIH, COKLAT, TUA, MUDA Tidak ada lagi perbedaan itu. yang saya lihat hanyalah BHINEKA TUNGGAL IKA.


Berbeda-beda agama,

suku, dan ras tapi kami

disatukan oleh satu MIMPI

Tidak pernah saya merasa sedekat ini dengan mereka. padahal proses yang harus kami jalani hanyalah 5 bulan, tetapi kami seperti telah menjalin hubungan selama 5 tahun.

Kami sampai tau kebiasaan-kebiasaan setiap orang, budaya-budaya, bahkan dari tim ini saya pun belajar bahasa arab. 

Capek fisik, mental, tangisan dan canda tawa bahkan hingga baper-baperan adalah warna yang ada di Tim ini. Tidak ada yang bisa menggantikan memori ini dalam kehidupanku. memori yang mengubah cara berpikir dan mengubah saya menjadi lebih dewasa dalam menghadapi dunia yang semakin jauh dari kasih mula-mula. Kami pun dengan berani mengatakan bahwa kami adalah HISTORY MAKER di ITS SURABAYA.

Tidak ada kata ucapan syukur yang mampu mendefinisikan syukur saya kepada Tuhan karena telah dipertemukan dengan orang-orang ini:

di time square New York


di depan MIT



Terima Kasih,
1. Achmad Rizal Mustaqim, partner officials saya mulai dari Jepang hingga sekarang. orang yang banyak memotivasi saya, bahkan yang mengajarkan saya tentang bagaimana cara menjadi Pemandu LKMM yang baik. yang selalu membangkitkan semangat saya ketika saya down, orang yang paling berani yang pernah saya temui, terima kasih telah menjadi partner untuk membawa 8 orang ini ke Amerika Serikat

2. Yakob Christopher Simanjuntak, ST. teman 2011 yang sudah saya tau semenjak 2012 tapi baru dekat akhir-akhir ini. saya belajar tentang "Happiness" dari orang ini. terima kasih telah membawa saya untuk berubah menjadi orang yang lebih ceria dan tidak selalu murung. Semangatnya akan kota New York yang membuat saya juga semangat untuk mempertahankan tim ini dan juga pengalamanya di kulineri Surabaya yang membuat saya lepas dari stress.

3. Azmil Muftaqor Imami, wanita yang paling dewasa di dalam tim ini. wanita yang selalu kalem dan tidak pernah memperlihatkan kepusingan dan kesetressanya. saya belajar bahwa manusia harus tegar dalam menghadapi segala sesuatu, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan dan selalu tenang ketika kita sedang di dalam tekanan.

4. R. Aditya Brahmana, saingan saya dalam memperebutkan mawapres ITS dan partner saya dalam memenangkan SVC di Harvard. saya belajar bahwa untuk jangan menyerah dan selalu berusaha untuk mewujudkan sesuatu dari dia. tanpa usaha semuanya tidak akan ada hasilnya.

5. Marvin Suganda Gunawan, yang mengajarkan saya untuk selalu menomor 1 kan Tuhan dan untuk tidak membatasi kemahakuasaanNya. saya belajar tentang bisnis dan juga tips-trick dalam menghadapi orang yang akan kita temui

6. Ilmi Mayumi Bumi, wanita yang Public Relation nya tidak bisa dipungkiri lagi, saya belajar banyak tentang Public Relation dan kemampuan dalam memfollowup perusahaan. saya juga belajar untuk terus bekerja keras dalam menjalankan setiap tanggung jawab. saya juga belajar tentang passion.

7. Darosa Elfrida Haro, Boru batak yang selalu menjadi sasaran ke-stress-an saya. saya banyak belajar tentang style yang up-to-date dari dia. tidak hanya itu, saya juga belajar tentang pengorbanan dari boru cetar tekling ini

8. Aidhil Mar'ie Luthfie, si Gendut lucu yang mengajarkan saya bagaimana cara baper dan mengatasi ke-baper-an tersebut dengan bijak. yang mengajarkan saya tentang skala prioritas akan sesuatu

9. Ekky Hardiyanto, yang sering membuat saya pusing karena susah untuk di hubungi, dari situ saya belajar untuk mempertahankan seseorang jika oraang tersebut layak untuk dipertahankan serta management diri.

Tuesday, June 2, 2015

Internationalize the people!

People go first!
[How to Internationalize Mechanical Engineering]

Internationalization is an attempt to introduce, prepare and empower a thing that can ‘enjoy’ internationally. If we want to talk about how to internationalize mechanical engineering department of ITS, we have to consider about the preparedness of the object in department itself. Educators, administration’s staff, students, and every supporting element in Mechanical Engineering is the object that should prepare for Internationalization

            How to start internationalization in Mechanical Engineering? Thomas Jefferson said, “Mind like a parachute, they only function when open.” The first thing that we should start is every element that wants to do internationalization should have an open-minded mind and knowledge. With an open mind, cultural learning process can take place in our department. No doubt, Indonesia has a big different culture with another country especially for western. And sometimes we cannot admit it because our cultures deny it. But with open mind, we can learn and understand other culture, so we can make internationalization in Mechanical Engineering. Open mind can decrease culture shock too. Like what I mention before, we have different culture and how we can be global citizenship (in order to internationalization) is by having an open mind, understanding each other’s, and try to admit others.

            Another preparation that we should prepare is language. In Mechanical Engineering department, main language is Bahasa, but secondary language is Javanese Language. If we want to internationalize our department we have to use international language as our secondary language. Not mean we don’t love our own culture, but how global citizen could understand Javanese language since it was not an international language. Not only using English as international language on our textbooks, but why not we try English as our daily language. Indonesian sometime thinks that when you speak in English means that you are so ostentatious and those statements make us down and afraid that we will shun by our friends. I believe there is “price” that we should pay if we want to be the global citizenship or in this case internationalization. That’s why I stated that the first thing is we should have open mind so we don’t have to afraid of our environment which is maybe will not support as to become international student of Mechanical Engineering.


            Facing many ideology lacing in this world, whether it liberalism, conservatism, communism, fascism, and many more, force us to fortify our self. Irrespective of the open mind that we have to own, ideological principles that we hold must also be sturdy. In fortify our self, hence necessity of extensive knowledge as well about self-knowledge, religion, national ideology and other ideologies that exist in this world. The most elements must prepare associated with it is young people in this case is students. To increasing the knowledge, it will be very important also read things that don’t have any connection with Mechanical Engineering disciplines, such as concept of nationalism, social, politics, cultural and world issues. Discussion on these topics can be helpful also in upgrading the student’s knowledge.

            Not only upgrading the knowledge but also implements that knowledge in some competition. In Mechanical Engineering we there some competition that related with our disciplines like “Shell Eco Marathon” and “IEMC” and so far students and educators of Mechanical engineering have already take part on that event. But to internationalize our department, those events will not enough. Try to get out from your comfort zone and try another competition which is doesn’t relate with our disciplines like International conference discussing about world education or another global issues. To internationalize our department, we have to internationalize the students first. Because in mechanical engineering most of our lecture has already got their title on overseas, so it is the student’s time to internationalize their self and we can internationalize our department easily.


            The point of internationalize Mechanical Engineering departments is from the elements of department itself. Encouraging students to have an open mind so they can understand and admit another culture in this world so we can take part to become global citizenship, learn to pay the price to become international student like learning English and be brave to speak in English even in daily life. Fortify our self from world’s ideology, try to recognize our self and read everything even doesn’t relate with our disciplines. And believe we can bring Mechanical Engineering department of ITS become international department. (yabs/M54)

Jepang : Sebuah titik balik dari mimpi yang tinggi (3) - SELESAI

Setelah sekian lama tidak menulis apa-apa akhirnya saya pun kembali ke blog ini dan hendak menyelesaikan semua cerita yang ada di Jepang..

Untuk hari kedua, kami pun bersiap-siap untuk mengikuti Model United Nations Conference in Kobe City. Setelah mengenakan business attire, kami pun bergegas menuju Subway untuk mendapatkan kereta bawah tanah menuju Kobe City.

Kembali lagi karena permasalahan bahasa, kami pun tidak dapat membaca petunjuk yang diberikan oleh petugas kepada kami agar kami bisa sampai ke Kobe City dengan selamat. bahkan kebingungan kami pun memuncak ketika kami harus menghapal loop-line dan berapa kali kami harus pindah kereta serta jadwal setiap kereta dan juga gate setiap kereta harus di hafal karena itu semua lah yang akan membawa kami ke Kobe City.

petunjuk kereta untuk ke Kobe
Train pertama, kedua, hingga pindah ke train ketiga masih aman bagi kami. tetapi yang membuat kami bingung adalah ketika mau pindah ke train keempat karena stasiun kereta keempat ini ada di dalam pusat perbelanjaan di daerah kota Osaka.

Dengan penuh dengan kesoktauan kami, kami pun berusaha mengikuti arah aliran manusia yang ada di pusat perbelanjaan tersebut dan akhirnya kami pun tiba di stasiun.

Kami pun kembali bingung karena kami tidak mengetahui kereta nomor berapa agar kami bisa ke kobe city. Rizal pun sempat menanyakan kepada petugas lokal which is warga lokal juga yang which is gak bisa bahasa inggris. alhasil kami pun sempat terdiam beberapa saat dan akhirnya mata saya pun terdiam di 2 orang yang kelihatannya "agak" bingung tetapi tidak sebingung kami. warna kulitnya pun sawo matang dan sangat berbeda dengan kulit orang jepang. seorang perempuan dan laki-laki itu pun saya hampiri dan dengan sangat percaya diri saya langsung bertanya "orang Indonesia ya?" sontak mereka pun kaget dan mengiyakan pertanyaan saya tersebut. dan ternyata mereka juga akan mengikuti JUEMUN yang diadakan di Kobe. Mereka adalah aya dan icang, mahasiswa dari Universitas Indonesia yang akhirnya bersama-sama ke Kobe. Singkat cerita karena persiapan mereka sangat matang, kami pun tiba di Kobe dan mengikuti JUEMUN hingga akhir

JUEMUN merupakan salah satu MUN yang sangat kami rekomendasikan karena mereka menyediakan  hospitality yang sangat bagus selama kami ada di Kobe




Saya pun bertemu dengan teman baru yaitu Kotaro yang menjadi teman sekamar saya di hotel selama MUN. dia sangat baik dan sangat ramah kepada saya dan rizal. bahkan dia sampai mengantarkan kami sampai stasiun terakhir sebelum mencapai KIX, karena kami harus kembali ke Osaka untuk melanjutkan perjalanan kami ke SENDAI
Rizal, Kotaro, dan saya






BUDAYA KETIKA DIDALAM KERETA


Memang saya harus mengakui bahwa budaya moral orang-orang Jepang itu sangat tinggi. saya pun harus salut dan mengatakan bahwa integritas mereka terhadap privasi dan waktu sangat tinggi. ada beberapa nilai yang bisa saya sharingkan mengenai kebudayaan di dalam kereta orang-orang Jepang, versi pengalaman saya.

1. Tahu Diri

Peristiwa ini ketika saya dan rizal pertama kalinya datang ke Jepang ketika perjalanan dari KIX ke OSAKA. ketika itu kereta masih kosong dan saya pun duduk di kursi. ketika kereta tersebut berhenti di salah satu stasiun, ada wanita paruh baya sekitar 40-50 tahun masuk dalam kereta dan keadaan kereta sudah penuh. memang di dalam kereta tersebut ada kursi khusus untuk orang-orang tua yang biasanya di berikan warna pink. ketika itu saya duduk di kursi yang "normal" yang diperuntukan untuk semua golongan. 
Karena keibaan saya melihat wanita ini, akhirnya dengan sedikit bahasa Jepang dan bahasa Inggris saya pun mempersilahkan wanita tersebut untuk duduk di kursi saya. Dia pun sempat menolak dengan mengucapkan "Arigatou....... (lupa saya selanjutnya)" dengan bahasa isyarat yang menandakan dia tidak mau duduk dan menyuruh saya untuk duduk kembali.
karena dasar orang Indonesia yang agak keras, akhirnya saya bersikukuh untuk menyuruhnya duduk. dan saya langsung berdiri dan tidak mendengarkan bahasanya lagi. ketika saya berdiri, wanita itu juga tetap berdiri dan tidak mau duduk di kursi saya padahal saya sudah menyuruhnya untuk duduk. hingga saya turun dari kereta itu pun beliau tidak mau duduk.
mungkin ini adalah budaya tahu diri orang Jepang bahwa hak kursi itu adalah hak saya dan bukan haknya. mereka tahu diri akan hak dan kewajiban mereka dan sudah menjadi kebudayaan untuk menghormati hak orang lain.

2. Ramah!

Siapa yang bilang bahwa orang Jepang itu tidak ramah sama sekali? Sebenarnya orang Jepang sangat Ramah, ini terbukti ketika kami ada di dalam kereta dan bingung hendak mau menggunakan kereta apa ketika kami di Osaka, kami pun bertanya kepada penduduk lokal sembari memperlihatkan peta yang kami bawah. dengan bahasa Jepangnya dan dengan sedikit bahasa inggris yang kurang dari pas-pasan, orang Jepang tersebut menjelaskan dengan sangat sabar rute perjalanan kami dengan senyuman yang sangat ramah. yah, mungkin dia tahu bahwa kami ini adalah pelancong yang ada di Jepang. 

Bahkan ketika kami mengunjungi salah satu kuil yang ada di Sendai City, kami sempat berbincang-bincang kepada salah seorang wanita tua yang kebetulan mendapatkan "anak angkat" dari hasil proses pertukaran pelajar antara Jepang dan Amerika Serikat. at least kami memiliki translator English-Japanese dan sebaliknya. disitu kami bertanya tentang kehidupan dan keluargnya. dia sangat ramah menjelaskan tentang kehidupanya dan tentang keluarganya. mereka sangat Ramah!

3. Privacy Please

Orang Jepang sangat menghargai privasi dari setiap orang yang ada di dalam kereta. ciri-ciri ketika seseorang tidak mau di ganggu privasinya adalah ketika di dalam kerete mereka menggunakan headset serta membaca buku. Mungkin beberapa orang mengatakan bahwa orang Jepang tidak ramah karena mereka cuek. sebenarnya mereka tidak cuek, mereka hanya menghormati privasi setiap orang. buktinya ketika kami bertanya kepada warga lokal yang ada di dalam kereta dia pun dengan sangat ramah menjelaskan rute perjalanan kami. bahkan saking menjaganya privasi, jika ada 2 orang teman naik ke kereta yang sama, mereka akan meminimalisir percakapan agar tidak menganggu penumpang yang lain. sangat berbeda dengan saya dan Rizal yang setiap saat sangat ribut kretika kami ada di atas kereta. hehehehhe...

4. NO PHONE ON TRAIN

Sebenarnya aturan ini sama seperti point ke tiga. mereka hanya menyalakan handphone untuk mendengarkan musik, membaaca berita atau texting dengan teman mereka.
kejadian ini terjadi saat kami bermasalah di bandara Sendai dan kami pun hendak menelpon teman kami yang menolong kami selama ada di Sendai. ketika kami panik menelpon dia, dia langsng berkata "Bentar yah di kereta gak boleh nelpon" dan telpon pun langsung dimatikan di tengah-tengah kepanikan kami





Mungkin saya tidak akan banyak menulis untuk perjalanan saya selama ada di Jepang, mungkin untuk masalah di Bandara Sendai bisa di baca di blog link partner saya selama ada di Jepang Bertengkar dengan petugas bandara dan sisa perjalanan kami adalah hanya berkeliling tempat wisata di Sendai serta mengunjungi beberapa universitas yang cukup ternama di Sendai...
sesaat sebelum masalah dengan petugas 

ketika saya bermasalah di bagian migrasi di KIX, karena saya mebawa tiruan samurai di dalam tas ransel saya (harus masuk ke dalam bagasi ternyata hhehe)












Tetapi di akhir kata untuk perjalanan Jepang ini (karena ada cerita yang lebih besar lagi daripada ini) saya mau kembali mengutip kata-kata dari salah seorang ambasador PBB bidang keamanan yang waktu itu diterbangkan langsung dari New York City. ketika itu saya dan salah seorang teman sempat berbincang-bincang singkat dan pribadi dengan beliau. beliau berpesan seperti ini

"If you have a big dream, keep it tight or someone will take your dream"


yes, dari pembicaraan pribadi kami, saya hanya dapat mengingat kata-kata ini yang sampai sekarang saya sampaikan kepada orang-orang yang dipercayakan kepada saya untuk saya bawa naik dan terbang dengan mimpi-mimpinya.
Bahkan ketika engkau bermain di dalam "perangkap" zona nyamanmu sendiri tidak akan membuat mu lebih berkembang. bahkan bisa saja engkau malah menurun dalam banyak hal.

Tidak ada yang salah dengan mimpi yang besar. bahkan dalam kepercayaan saya pun dibilang 
"...Mintalah maka engkau akan diberikan..."

Tidak ada yang salah ketika engkau mau bermimpi segila apapun... 

bukan sesuatu yang haram ketika engkau bermimpi untuk sesuatu yang mustahil...

Tidak akan ada yang melarang untuk memiliki mimpi-mimpi itu...



tetapi apakah anda MAU berusaha untuk mewujudkanya?

apakah anda MAU untuk berdiri lagi ketika sudah jatuh sebanyak 100 kali?

Jangan pernah menyerah kepada keadaan anda, bahkan ketika seolah-olah tidak ada lagi yang akan menolong anda untuk mewujudkanya, percayalah masih ada Tangan kuat dan tak terlihat itu yang akan selalu memegang tangan kanan anda untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang telah anda rencanakan.

tetaplah bermimpi, BERMIMPI YANG BESAR.

Dan kiranya Tuhan selalu melimpahkan damaiNya kepada kita semua