"Sweet dreams, till sunbeams find you
Gotta keep dreaming leave all worries behind you
But in your dreams whatever they be
You gotta make me a promise, promise to me
You'll dream, dream a little of me"
Sepenggal lagu yang dinyanyikan oleh Billie Holiday dan Sarah Vaughan mengingatkanku akan sebuah mimpi yang super duper besar.
Memori ini masih sangat mengingat ketika kami, hanya segelintir mahasiswa Teknik yang mau keluar dari zona nyaman kami. Berani bermimpi untuk memimpikan sesuatu yang besar. sama seperti petikan lagu di atas "you'll dream, dream a little of me" kamu akan bermimpi, bermimpi sedikit tentang "saya" izinkan saya mengubah arti kata "saya" tersebut menjadi mimpi yang besar. Sebuah mimpi yang besar cukup untuk dimimpikan sedikit saja. iya... mimpikan sesuatu yang besar hanya sedikit. Karena cukup dengan sedikit mimpi besar dan juga iman yang sedikit, mimpi itu akan menjadi kenyataan.
Saya percaya bahwa Tuhan itu tidak pelit dalam memberikan berkatNya kepada umatNya. Tuhan memiliki kekayaan yang tidak akan pernah dapat dihitung oleh pikiran manusia untuk diberikan kepada anak-anakNya yang taat kepadaNya. Sebuah mimpi besar pun dapat Dia lakukan dalam kehidupan kita asalkan kita percaya saja kepada Dia.
Ketika kami berencana untuk pergi ke Amerika Serikat, saya sempat tidak percaya. Segelintir mahasiswa yang masih bergantung makananya kepada orang tua mau ke Negara paling maju di dunia ini untuk mengikuti sebuah perlombaan paling bergengsi di seluruh dunia, yaitu HNMUN (Harvard National Model United Nations).
Sangat normal ketika saya berpikir bahwa mimpi ini hanya angan-angan belaka dan tidak akan pernah terealisasikan. apalagi kedua orang tua saya yang notabene adalah orangtua yang berpenghasilan saja tidak pernah menginjakan kakinya di Negara Paman Sam itu, apalagi anaknya yang masih belum berpenghasilan.
IYA BENAR!!
Penghambat kami untuk berangkat adalah DANA!!!
DANA yang membuat kami bertengkar satu dengan yang lainnya, tapi DANA juga yang membuat kami sangat dekat satu dengan yang lainnya.
Saya sampai sekarang tidak mengerti dengan 'skenario' sang Pencipta yang mempertemukan saya dengan 9 orang hebat yang menjadi Tim ITS untuk HNMUN 2015. Mungkin Tuhan mau mendewasakan saya melalui orang-orang ini atau Tuhan mau menguji iman percaya saya kepada Dia, bahwa segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi Dia?
kiri-kanan : Darosa Elfrida, Marvin Suganda, Achmad Rizal, Aidhil Mar'ie, Ekky Hardiyanto, Ilmi Mayumi, Aditya Brahmana, Azmil Muftaqor, Yakob Christopher, Yabes David |
Menjadi officials sekaligus salah satu penggagas UKM baru ini, saya sempat hampir menyerah untuk melanjutkan mimpi yang besar ini: Ke Amerika Serikat. Ketika engkau gagal meyakinkan dirimu sendiri, jangan pernah bisa meyakinkan orang lain untuk berangkat.
ketika itu bulan November 2014 dan status sponsorship masih nol dan dana yang kami butuhkan tidak lah sedikit. mungkin setara dengan sebuah event besar yang ada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya.
Ketika bulan itu tersebut saya ingat ketika sebuah malam yang sangat tenang saya berdoa dan mengeluarkan unek-unek saya kepada Sang Khalik. saya pun sempat 'bertanya' apakah Tuhan akan menolong saya dan akan memberangkatkan saya dan juga teman-teman saya? tidak ada jawaban, bahkan tanda untuk mendapatkan sponsorship pun tidak ada. Tapi, yang saya ingat sampai sekarang adalah Tuhan hanya memberikan saya ketenangan di dalam hati saya untuk tetap memperjuangkan mimpi besar ini. Tidak ada jawaban Yes, No, or Maybe. Tuhan hanya seolah-olah menjawab "Do what you have to do"
Jawaban simple dari Tuhan itu yang mungkin membuat saya bertahan hingga detik-detik terakhir. Setiap hari motivasi saya hanya "bertahanlah sampai hari ini saja" kemudian esok harinya saya pun memotivasi diri saya "bertahanlah sampai hari ini saja". yang di dalam pikiran saya adalah lakukan apa yang bisa di lakukan hari ini
"Kesusahan sehari cukuplah sehari, hari esok ada kesusahannya sendiri"
Mulai dari melegalkan organisasi kami, pergi ke birokrasi kampus, hingga follow up setiap perusahaan yang kami datangi untuk melakukan kerja sama, kami lakukan untuk membuktikan bahwa saya dan yang lainnya tidak mau menyerah sampai Tuhan sendiri yang bilang "TIDAK". bahkan rapat hingga jam 12 malam saya lakukan untuk memotivasi dan meyakinkan teman-teman ITS for HNMUN 2015 bahwa kita bisa berangkat jika kita berusaha dan percaya kepada Dia.
Saya masih mengingat sampai sekarang ketika salah satu anggota tim kami bertanya kepada saya: "Bes, gimana nih udah dekat HNMUNnya, kita berangkat gak nih? duit dari mana kita?" secara refleks saya menjawabnya "Tuhan yang sediakan". iya.... saya tidak tau kata-kata darimana tetapi saya belajar dari kata-kata saya sendiri bahwa jangan pernah membatasi Tuhan yang tidak terbatas itu.
Proposal sponsor pun kami sebar dengan sangat maksimal. Mulai dari alumni-alumni, perusahaan di Surabaya, Jakarta, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan bahkan saya pun sempat pulang ke Makassar hanya untuk menyebar proposal sponsorship tersebut
rapat tiba-tiba yang kami lakukan mendekati hari H keberangkatan yang dilaksanakan hingga tengah malam |
Saya sempat jatuh sakit karena kebanyakan pikrian. memikirkan kelanjutan mimpi yang kami perjuangkan setelah beberapa bulan. H-2 bulan menjadi puncak-puncak dari pikiran saya. Saya sempat tidak peduli lagi dengan tim ini dan mau meninggalkan mereka dan seolah-olah menjauh agar kami semua tidak jadi untuk berangkat. saya pun sempat berpikir "SUDAHLAH, ini SEMUA TIDAK MUNGKIN". hampir setiap hari kami harus ketemu dan membahas hal yang sama yang membuat kami ber sepuluh sangat pusing. Bahkan ada satu hari yang kami pun sempat tidak berkata apa-apa karena seolah-olah kita semua menyerah. yah.. kita bertemu tapi tidak ada yang mau berbicara. Tidak ada kata istirahat, bahkan sabtu atau minggu.
Saya pun sempat beberapa kali harus langsung menyebar proposal sponsor ke perusahaan setelah perkuliahan, tidak sempat makan, ataupun bercengkrama dengan teman sekelas dalam perkuliahan, langsng keluar dari kelas dan langsung berangkat menyebar proposal.
tapi Tim ini bukan teman, mereka sudah seperti keluarga sendiri. ketika saya down, mereka yang menyemangati, padahal kami sebagai officals, mungkin sudah menyerah, tapi mereka yang selalu mengingatkan untuk tidak putus asa.
inilah TIM ITS untuk HNMUN 2015. ketika ada satu yang jatuh, yang lain akan menolong bahkan menyemangati.
Sampai tiba di satu saat dimana kami mendapatkan bantuan dari Harvard University, titik balik saya untuk tidak jatuh lagi untuk memperjuangkan mimpi ini. yang membuat saya semangat (walaupun kadang down lagi hehehe) untuk bisa memberangkatkan 10 orang ini.
Mungkin Tuhan yang tidak pernah menutup telinganya kepada anak-anakNya yang meminta kepadaNya. semua jerih lelah kami terbayar ketika H-3 hari sebelum keberangkatan kami mengadakan konfrensi pers untuk menjelaskan keberangkatan kami
entah uang dari mana datangnya tapi inilah hasil jerih payah dan hasil doa-doa kami akhirnya kami pun bisa BERANGKAT KE AMERIKA SERIKAT
OFFICIAL Picture of ITS for HNMUN 2015 |
ketika kami di Boston |
ISLAM, KRISTEN, KATOLIK, SUNDA, TORAJA, JAWA, BATAK, PRIBUMI, TIONGHOA, ARAB, HITAM, PUTIH, COKLAT, TUA, MUDA Tidak ada lagi perbedaan itu. yang saya lihat hanyalah BHINEKA TUNGGAL IKA.
Berbeda-beda agama,
suku, dan ras tapi kami
disatukan oleh satu MIMPI
Tidak pernah saya merasa sedekat ini dengan mereka. padahal proses yang harus kami jalani hanyalah 5 bulan, tetapi kami seperti telah menjalin hubungan selama 5 tahun.
Kami sampai tau kebiasaan-kebiasaan setiap orang, budaya-budaya, bahkan dari tim ini saya pun belajar bahasa arab.
Capek fisik, mental, tangisan dan canda tawa bahkan hingga baper-baperan adalah warna yang ada di Tim ini. Tidak ada yang bisa menggantikan memori ini dalam kehidupanku. memori yang mengubah cara berpikir dan mengubah saya menjadi lebih dewasa dalam menghadapi dunia yang semakin jauh dari kasih mula-mula. Kami pun dengan berani mengatakan bahwa kami adalah HISTORY MAKER di ITS SURABAYA.
Tidak ada kata ucapan syukur yang mampu mendefinisikan syukur saya kepada Tuhan karena telah dipertemukan dengan orang-orang ini:
di time square New York |
di depan MIT |
Terima Kasih,
1. Achmad Rizal Mustaqim, partner officials saya mulai dari Jepang hingga sekarang. orang yang banyak memotivasi saya, bahkan yang mengajarkan saya tentang bagaimana cara menjadi Pemandu LKMM yang baik. yang selalu membangkitkan semangat saya ketika saya down, orang yang paling berani yang pernah saya temui, terima kasih telah menjadi partner untuk membawa 8 orang ini ke Amerika Serikat
2. Yakob Christopher Simanjuntak, ST. teman 2011 yang sudah saya tau semenjak 2012 tapi baru dekat akhir-akhir ini. saya belajar tentang "Happiness" dari orang ini. terima kasih telah membawa saya untuk berubah menjadi orang yang lebih ceria dan tidak selalu murung. Semangatnya akan kota New York yang membuat saya juga semangat untuk mempertahankan tim ini dan juga pengalamanya di kulineri Surabaya yang membuat saya lepas dari stress.
3. Azmil Muftaqor Imami, wanita yang paling dewasa di dalam tim ini. wanita yang selalu kalem dan tidak pernah memperlihatkan kepusingan dan kesetressanya. saya belajar bahwa manusia harus tegar dalam menghadapi segala sesuatu, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan dan selalu tenang ketika kita sedang di dalam tekanan.
4. R. Aditya Brahmana, saingan saya dalam memperebutkan mawapres ITS dan partner saya dalam memenangkan SVC di Harvard. saya belajar bahwa untuk jangan menyerah dan selalu berusaha untuk mewujudkan sesuatu dari dia. tanpa usaha semuanya tidak akan ada hasilnya.
5. Marvin Suganda Gunawan, yang mengajarkan saya untuk selalu menomor 1 kan Tuhan dan untuk tidak membatasi kemahakuasaanNya. saya belajar tentang bisnis dan juga tips-trick dalam menghadapi orang yang akan kita temui
6. Ilmi Mayumi Bumi, wanita yang Public Relation nya tidak bisa dipungkiri lagi, saya belajar banyak tentang Public Relation dan kemampuan dalam memfollowup perusahaan. saya juga belajar untuk terus bekerja keras dalam menjalankan setiap tanggung jawab. saya juga belajar tentang passion.
7. Darosa Elfrida Haro, Boru batak yang selalu menjadi sasaran ke-stress-an saya. saya banyak belajar tentang style yang up-to-date dari dia. tidak hanya itu, saya juga belajar tentang pengorbanan dari boru cetar tekling ini
8. Aidhil Mar'ie Luthfie, si Gendut lucu yang mengajarkan saya bagaimana cara baper dan mengatasi ke-baper-an tersebut dengan bijak. yang mengajarkan saya tentang skala prioritas akan sesuatu
9. Ekky Hardiyanto, yang sering membuat saya pusing karena susah untuk di hubungi, dari situ saya belajar untuk mempertahankan seseorang jika oraang tersebut layak untuk dipertahankan serta management diri.
1. Achmad Rizal Mustaqim, partner officials saya mulai dari Jepang hingga sekarang. orang yang banyak memotivasi saya, bahkan yang mengajarkan saya tentang bagaimana cara menjadi Pemandu LKMM yang baik. yang selalu membangkitkan semangat saya ketika saya down, orang yang paling berani yang pernah saya temui, terima kasih telah menjadi partner untuk membawa 8 orang ini ke Amerika Serikat
2. Yakob Christopher Simanjuntak, ST. teman 2011 yang sudah saya tau semenjak 2012 tapi baru dekat akhir-akhir ini. saya belajar tentang "Happiness" dari orang ini. terima kasih telah membawa saya untuk berubah menjadi orang yang lebih ceria dan tidak selalu murung. Semangatnya akan kota New York yang membuat saya juga semangat untuk mempertahankan tim ini dan juga pengalamanya di kulineri Surabaya yang membuat saya lepas dari stress.
3. Azmil Muftaqor Imami, wanita yang paling dewasa di dalam tim ini. wanita yang selalu kalem dan tidak pernah memperlihatkan kepusingan dan kesetressanya. saya belajar bahwa manusia harus tegar dalam menghadapi segala sesuatu, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan dan selalu tenang ketika kita sedang di dalam tekanan.
4. R. Aditya Brahmana, saingan saya dalam memperebutkan mawapres ITS dan partner saya dalam memenangkan SVC di Harvard. saya belajar bahwa untuk jangan menyerah dan selalu berusaha untuk mewujudkan sesuatu dari dia. tanpa usaha semuanya tidak akan ada hasilnya.
5. Marvin Suganda Gunawan, yang mengajarkan saya untuk selalu menomor 1 kan Tuhan dan untuk tidak membatasi kemahakuasaanNya. saya belajar tentang bisnis dan juga tips-trick dalam menghadapi orang yang akan kita temui
6. Ilmi Mayumi Bumi, wanita yang Public Relation nya tidak bisa dipungkiri lagi, saya belajar banyak tentang Public Relation dan kemampuan dalam memfollowup perusahaan. saya juga belajar untuk terus bekerja keras dalam menjalankan setiap tanggung jawab. saya juga belajar tentang passion.
7. Darosa Elfrida Haro, Boru batak yang selalu menjadi sasaran ke-stress-an saya. saya banyak belajar tentang style yang up-to-date dari dia. tidak hanya itu, saya juga belajar tentang pengorbanan dari boru cetar tekling ini
8. Aidhil Mar'ie Luthfie, si Gendut lucu yang mengajarkan saya bagaimana cara baper dan mengatasi ke-baper-an tersebut dengan bijak. yang mengajarkan saya tentang skala prioritas akan sesuatu
9. Ekky Hardiyanto, yang sering membuat saya pusing karena susah untuk di hubungi, dari situ saya belajar untuk mempertahankan seseorang jika oraang tersebut layak untuk dipertahankan serta management diri.
No comments:
Post a Comment