Search This Blog

Saturday, October 17, 2015

Surga atau Neraka

waktu menunjukan pukul 23:14 ketika tulisan ini saya tulis pada hari sabtu tanggal 17 oktober 2015. Tepat pada waktu saya memikirkan sesuatu yang selama ini telah saya pikirkan. Apakah tujuan dari kehidupan ini?
ada beberapa orang yang mengatakan dan mendeklarasikan bahwa kehidupan ini untuk membahagiakan dirinya dan orang disekitarnya. bahkan ada juga beberapa orang yang menganut paham "YOLO" sehingga semua hal harus dia coba sebelum menghembuskan nafas terakhir.
beberapa peneliti menyatakan bahwa umur seseorang rata-rata hanya sampai 70 tahun. setelah itu, jika dia masih hidup berarti dia memiliki sistem imun dan ketahanan tubuh yang cukup kuat, tapi jika dia sudah tidak ada berarti memang waktunya untuk menyelesaikan aktifitasnya di bumi ini.
Sebuah pertanyaan selalu terngiang dalam benak saya, kemanakah kita sehabis kita meninggal dunia? Jika memang surga dan neraka itu benar-benar ada, kemanakah kita akan pergi? jika memang benar ada berarti kita akan mengalami kehidupan yang kedua (keabadian), lantas untuk apakah kehidupan yang pertama ini?

Kehidupan pertama memang adalah kehidupan yang real, yang sangat terlihat dalam jangka waktu yang panjang. Apa yang terjadi di hari esok merupakan hasil perbuatan kita di hari ini. ada beberapa yang mengejar kesuksesan, kekayaan, kedudukan, bahkan gelar pun diraih sebanyak dan setinggi mungkin. Tapi, apakah semuanya itu akan memberikan dampak kepada keabadian kita?

dalam kepercayaan yang saya percaya, kehidupan pertama manusia ini merupakan persiapan kita sebagai manusia untuk memasuki keabadian. Kehidupan pertama kita ini merupakan Masa Orientasi Jiwa kita untuk bersiap-siap masuk ke dalam keabadian. Apakah jiwa dan roh kita siap untuk memasuki tahap keabadian? apakah jiwa dan roh kita siap untuk menghadapi kebudayaan yang baru yang sangat berbeda dengan kebudayaan kemanusiaan kita sekarang?
Ketika melakukan sesuatu, saya sering mengingatkan diri saya bahwa apapun yang saya lakukan, baik itu belajar, membaca, makan, mandi, bahkan hang out pun, harus dilandaskan pada tujuan akhir kita nanti, kekekalan.

"Lakukan yang terbaik dari kehidupanmu dan buat itu berharga" merupakan kata-kata yang langsung terlintas dalam pikiran saya ketika menulis tulisan ini.

saya bukan seorang ahli agama atau bahkan membanggakan agama saya. saya tidak memiliki pengetahuan yang luas mengenai kitab yang saya percaya sebagai tuntunan saya untuk mempersiapkan diri saya masuk ke keabadian. saya sangatlah bodoh jika disuruh untuk berdebat tentang agama atau bahkan sejarah. dan sebenarnya saya tidak peduli.

salah satu sifat manusia yang diturunkan oleh sang pencipta adalah sifat kebebasan. manusia diberikan kebebasan untuk mempercayai apa yang dia mau percayai. Manusia memiliki kebebasan untuk memilih tuhan yang sesuai jalan pikirannya.
Bahkan manusia diberikan kebabasan mengenai keabadian yang akan dijalaninya kelak

ada 2 jenis keabadian, apakah kita akan abadi di dalam kesukaan kekal atau yang biasa orang-orang sebut dengan surga atau abadi dengan penderitaan (neraka) *hanya bagi orang yang mempercayai tentang konsep surga dan neraka, dan saya mempercayainya

kebebasan untuk memilih surga atau neraka dapat diaplikasikan dalam kehidupan pertama. Tuhan itu maha segalanya, bahkan manusia pun diberikan kebebasan untuk memilih keabadianya kelak.

"Life is a choice" salah satu perkataan dari public figure yang pernah saya temui.

Apakah 70 tahun merupakan waktu yang cukup untuk memilih keabadian kita? jawaban dari pertanyaan tersebut datang dari jiwa kita yang terdalam. bahkan kita tidak tahu apakah kita akan hidup tepat 70, lebih atau bahkan kurang dari angka tersebut.

dan jika saya menarik garis merah antara konsep "hari esok merupakan hasil dari hari ini" dan konsep "life is a choice", maka kita memiliki pilihan untuk menentukan hari esok kita, yang dimana kita tidak tau apakah besok kita masih ada di dunia ini, atau bahkan di surga atau neraka. Pilihan itu ada di dalam tanganmu kawan. Pilihlah hari esok mu dengan melakukan berdasarkan pilihanmu tersebut pada hari ini. hingga sang Maha Pemilik itu mengatakan "cukup waktumu di dunia" maka hasil dari apa yang kau lakukan hari ini akan menentukan "hari esokmu"


pilihlah pilihanmu, hidupi pilihanmu tersebut hari ini, dan menunggu waktu Tuhan.

God bless you, kawanku!


Tuesday, August 4, 2015

Freedom from colonization?

few more weeks and Indonesia will celebrate one of the biggest day in Indonesia's history : The Independence Day. The day when our Founding Father declared our freedom for colonization for 3 centuries. The story was told from generation to generation when Mr. Soekarno and Mr. Hatta and other important people arrange Indonesia's national principle. and the history told us, the night before 17th August, 1945 , Mr. Soekarno and Mr. Hatta were kidnapped and one night they have to think and write the most famous independence speech which is spoken every year in independence ceremony = "Proklamasi" or "Proclamation"

i quoted one of proclamation's section "we declare our independence"

many Indonesian especially who called them as "the intellect one" still confuse about this word and what actually happen in Indonesia now. The elder said that we have already won from colonization, but unfortunately we still facing another colonization. some of them believe we still facing "in-tolerance colonization", economic colonization, even "western colonization" through culture or private company which open their company in Indonesia and try to take all Indonesia's natural resources.

when i was in high school, i joined Paskibra (Pasukan Pengibar Bendera) or flag raisers. i joined paskibra because i do not know what kind of extracurricular that i have to join. 

i still remembered when i was in 1st grade of high school, i have to practice everyday under scorching sun since we have to   take part in 17th August Flag Ceremony. the Biggest ceremony in our school. 

the practice also in semi-military condition and made me think at the moment = is this the real independence for me?
as mankind, naturally, we wants to be free. free from everything that we want to be free. i thought Indonesia fought the colonial because they want to be free. 

maybe "Indonesia" had already free from their colonization, it is the time for Indonesia to give independence to their citizen.
freedom in believing in religion, freedom from poverty, corruption, even freedom is speech.

for you Indonesian, and if you have social media such facebook, you will see the fact that Indonesia, nowdays, give freedom to their citizen to speech or express their opinions, etc. including to criticize our president, Mr. Joko Widodo.

when people know their right regarding their freedom of speech, they try to elaborate the meaning of speech by sending some propaganda in the middle of people who "lazy-to-read". those who spread the propaganda knows our weakness as Indonesian. we are faint to read and prefer to read news in Facebook (in someone's status or news in Facebook) rather read in news itself. 

we as Indonesian are easily provoked by propaganda that spread in Social Media. Yes, Indonesia is one of the biggest number of Facebook user. from The Wall Street on 2014, Indonesia reached 69 million of Facebook member and it make the "news" easily to spread in our society. 
we (including me) prefer to read the news from the facebook (from someone status or link) then we have to read it in newspaper conventional.

 it is your freedom actually wherever you want to read the news, whatever you want to believe it or not, and the most important thing for me is : it is your freedom if you want to be the smart reader or the (sorry) foolish one.

friend of mine once said to me regarding in-tolerance problem that happened in Indonesia : "if you do not know the problem you better shut-up rather than you speak, and you dont know the problem it means you spread propaganda to others"

once again i said, it is your freedom to be a smart reader or a empty-headed.


best,
Yabs

Tuesday, June 16, 2015

Engineer tanpa politik hanyalah kuli - bagian 1

Beberapa bulan lalu ketika beberapa keredaksian dari Dimensi mengikuti kuliah tamu dari SOSMAS HMM mengenai pergerakan mahasiswa, ada satu statement yang akhirnya kami buat yang bisa membangkitkan kembali pergerakan mahasiswa dan membuat mahasiswa khususnya teknik Mesin dapat kembali lagi ke habitat awalnya, untuk bisa menjadi tumpuan negri ini. bahwa Engineer tanpa ilmu politik hanyalah seorang kuli yang bisa di suruh membuat atau merancang sebuah mesin, bukan mengambil keputusan yang bijaksana, bukan sebagai Agent of Change yang akan mengubah sebuah struktur (pemerintahan mungkin) dengan sebuah pengambilan keputusan.






Menurut salah satu staff departemen komunikasi dan informasi (kominfo) dari BEM FTI ITS periode 2012-2013 mengungkapkan bahwa politik dan engineer itu sangat dekat hakikatnya, tetapi sayangnya mahasiswa ITS masih kebanyakan menganggap POLITIK itu adalah sesuatu yang sangat kotor. "Saya Pernah bertanya kepada salah satu anak ITS yang mungkin sangat anti yang namanya politik, dia berkata kalau kita sebagai mahasiswa ITS itu kuliah engineering yah harusnya tentang engineering saja. nanti urusan politik serahkan saja sama yang ahli. Dia (anak ITS yang katanya anti Politik -red) berkata bahwa akan mencoba berkontribusi lewat BUMN dsb.


Menurut opini staff kominfo yang tidak mau disebutkan namanya ini, percuma saja jika kita tidak mengerti politik dan mau berkontribusi misalnya di BUMN. Jika mindset pikiran kita hanya bekerja saja dan tidak mau memimpin atau kasarnya hanya jadi kuli, mungkin politik tidak menjadi sesuatu yang penting. Tetapi jika mainset kita sebagai seorang Agent Of Change atau sebagai "History Maker" yah mengertilah sedikit tentang politik.

Dia juga menambahkan bahwa jika engineer tidak mengerti politik akan berdampak buruk kepada engineer itu sendiri. "Misalnya seorang engineer dalam mengambil keputusan harus berbasis hukum juga, misalnya K3 itu ada standar dari pemerintah, power plant juga. Kalau misalnya engineer tidak tau aturan dan perkembangan negara, maka keputusan yang dia buat gak akan sejalan sama aturan negara."

Dia juga berpesan agar mahasiswa melek politik, banyak membaca tentang apa yang sedang terjadi di negara kita, "jangan kalo membaca koran, bagian olahraganya dulu yang di baca" serunya.
dia juga berpesan, ITS yang sekarang sudah mulai terangkat namanya, para mahasiswanya harus peka terhadap perkembangan politik dan peka juga terhadap nasib rakyat.




Berbeda dengan Esteban M52 (nama samaran), yang mengatakan bahwa politik itu tidak penting. "Hmm, mungkin bukan bidang kita sebagai engineer untuk bicara politik dan aku gak ngerti yang namanya politik dan mindset aku tentang politik sudah negatif, jadinya tambah males." tandasnya.

tetapi, di balik ketidaksukaannya akan politik, esteban M52 mengakui bahwa politik memiliki dampak yang cukup besar dalam kehidupan engineer kedepannya. Dia berkata, "Tapi, politik udah masuk ke dunia engineer. contohnya di perusahaan-perusahaan. kalau anak teknik gak ngerti politik bisa-bisa dibodohin"

Hampir sama dengan esteban M52, MF M56 mengungkapkan bahwa politik kadang membingungkan sehingga membuat beberapa mahasiswa ITS tidak mau menyentuhnya. "Saya pribadi awalnya suka tentang politik namun ketika saya lihat politik di Indonesia, kenapa ketika ada sebuah gagasan yang bisa memajukan Indonesia politik malah menghambat? " kata MF



Sebenarnya yang menjadi masalah adalah mindset mahasiswa ITS yang mengatakan bahwa Politik sudah sangat buruk dan jelek. Pertanyaan yang dapat ditanyakan adalah kenapa bisa mindset mereka menjadi jelek? 
Anis Baswedan (Rektor Universitas Paramadinaa) pernah berkata dalam wawancara bersama Najwa Shihab bahwa kenapa negara ini memiliki politikus yang buruk? karena semua orang baik lebih bersikap diam daripada bergerak, sehingga yang jahat dapat berkuasa.

Mungkin itu bisa menjadi jawaban kenapa mindset beberapa mahasiswa ITS sudah menjadi jelek mengenai politik. karena sebagian mereka lebih memilih diam dan menonton negara ini di porak-porandakan oleh beberapa orang yang hanya mengejar keinginan pribadi. 
Karena sudah terlanjur porak-poranda mungkin menjadi alasan juga kenapa beberapa mahasiswa ITS sudah malas dan tidak mau lagi berkecimpung dalam dunia politik.
Tidak ada salahnya jika mahasiswa belajar sedikit tentang politik, membaca dan megetahui prosedur dan undang-undang negara tentang Energi dan Minyak (yang sesuai dengan latar belakang kita sebagai Engineer), dan juga belajar bagaimana cara untuk mengambil sebuah keputusan (jika kita menjadi pemimpin perusahaan) yang berasaskan pancasila dan undang-undang.
Percuma toh nanti kalo misalnya kita mau membuka sebuah lapangan kerja atau berwirausaha tapi tidak menbgetahui aturan dan perundang-undangan tentang wirausaha, salah satunya ada pada Peraturan Pemerintah Nomr 60 tahun 2013 dan juga Nomor 27 tahun 2013 tentang pengembangan inkubator wirausaha.

Banyak negarawan kita yang berlatar belakang engineer dan berhasil menjadi pemimpin karena dimulai dari pikiran mereka yang kritis terhadap lingkungan mereka. Contohnya, mantan Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno.


 beliau masih bekerja sebagai arsitek dan juga sebagai pemikir bagaimana cara membuat Indonesia dapat merdeka. bahkan Belanda sempat menahan Soekarno karena pikirannya yang cukup kritis sehingga dapat menghasut masyarakat untuk melakukan perlawanan. bahkan ketika beliau di tahan di penjara elit Belanda, Soekarno menemukan cara untuk dapat berkomunikasi denga istrinya yaitu dengan menggunakan telur dimana cara yang digunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk jarum ke telur. Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak dua kali pada telur artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun jika terdapat tiga tusukan berarti aktivis kemerdekaan yang ditangkap cukup besar.


Contoh lain adalah tahanan KPK, yang dulunya adalah kepala satuan khusus SKK MIGAS, Rudi Rubiadini yang merupakan salah satu akademisi yang cukup pintar di bidang perminyakan. Karena beliau mau belajar politik, beliau bisa menjadi ketua SKK Migas, tetapi menyelewengkan kekuasaannya  yang akhirnya menjebloskan dia kedalam penjara. 



Selama tujuan kita baik untuk mempelajari politik, niscaya negara ini akan menjadi lebih baik dari masa sekarang. Karena pada zaman dulu, orang-orang yang bergerak di bidang politik adalah orang-orang yang memiliki tujuan mulia terhadap negaranya. Mahfud MD pun berkata "Dulu tokoh-tokoh kita berpolitik itu bersih, tidak ada yang pakai uang seperti sekarang, sehingga membuat politik menjadi kotor. Tetapi, jangan lupa bahwa politik itu merupakan fitrah manusia," kata tokoh asal Pamekasan, Madura, itu. 



Mulailah dari membaca, dan selalu menanyakan "Mengapa" terhadap apa yang kau baca untuk melatih pikiran kritismu (ybs/dimensi)

Saturday, June 13, 2015

Karena kehidupan punya tujuan !


Mungkin kita pernah berpikir seperti "Kok gue nggak seperti si A yang pandai dalam mata kuliah ini yah" atau "Kok gue nggak jago organisasi seperti si B ya".

Kekurangan itu Timbul Jika Kita Membandingkan
"Bagaimana saya merasa bahwa saya sipit kalau saya tidak melihat teman saya yang matanya belo? Bagaimana saya merasa pendek kalau saya tidak melihat teman saya yang tinggi?"

Tanpa kita sadari. Kita seringkali membandingkan diri sendiri dengan orang lain. Kita lupa bahwa Tuhan menciptakan manusia dengan bentuk dan karakter yang berbeda untuk tujuan yang berbeda-beda pula.

Si A diciptakan Tuhan menjadi orang yang teliti dan pandai berhitung bisa jadi karena si A akan memiliki pekerjaan sebagai konsultan dan ahli keuangan yang bisa meningkatkan ekonomi masyarakat. Si B diciptakan Tuhan menjadi orang yang pandai menggambar bisa jadi karena gambar-gambar yang dibuat si B dapat menginspirasi orang banyak.

Jika kita membandingkan diri kita dengan orang lain dan menganggap itu tidak adil, maka sesungguhnya kitalah yang belum mengerti dengan maksud apa Tuhan menciptakan kita.

Setiap Orang Pintar dalam Bidangnya Masing-masing

Pada kebanyakan organisasi dan perusahaan, ada orang yang kinerjanya kurang memuaskan. Salah satu penyebab dari kurangnya kinerja tersebut bisa jadi karena penempatan yang salah. Pekerjaan yang dilakukan oleh orang tersebut bukan pekerjaan yang sesuai dengan passion dan potensinya. Walaupun orang tersebut bisa melakukannya, suatu saat akan muncul titik jenuh yang membuat kinerjanya menurun.
"Orang bodoh adalah orang yang TAHU, tapi TIDAK MAU berubah,".

Pertanyaannya, sudahkan kalian mengerti apa sesungguhnya passion dan potensi kalian? Jika belum, carilah terus dengan cara mengeksplor diri lebih banyak. Jika sudah tahu, pastikan kalian melangkah dengan benar. Berubahlah jika kalian tahu bahwa kalian ada di jalan atau penempatan yang salah.

Mengertilah apa yang menjadi maksud dan tujuan engkau di lahirkan di dunia ini. Tuhan itu sempurna, pasti tidak pernah melakukan kesalahan, termasuk menciptakaan seseorang bukanlah sebuah kesalahan dan bukan sebuah kebetulan, walaupun mungkin (maaf) orang tersebut lahir secara "kecelakaan" tapi kehidupan seseorang sangat berharga untuk di sia-siakan


Setiap orang itu spesial dan percayalah akan keunikan diri kita sendiri dan bersyukurlah akan hal itu. karena Tuhan menciptakan kita dengan tujuan yang mulia .BE BLESSED! (ybs)

Friday, June 12, 2015

BIG DREAM AND CHALLENGE THE IMPOSSIBILITY !


"Sweet dreams, till sunbeams find you

Gotta keep dreaming leave all worries behind you

But in your dreams whatever they be

You gotta make me a promise, promise to me
You'll dream, dream a little of me"

Sepenggal lagu yang dinyanyikan oleh Billie Holiday dan Sarah Vaughan mengingatkanku akan sebuah mimpi yang super duper besar.

Memori ini masih sangat mengingat ketika kami, hanya segelintir mahasiswa Teknik yang mau keluar dari zona nyaman kami. Berani bermimpi untuk memimpikan sesuatu yang besar. sama seperti petikan lagu di atas "you'll dream, dream a little of me" kamu akan bermimpi, bermimpi sedikit tentang "saya" izinkan saya mengubah arti kata "saya" tersebut menjadi mimpi yang besar. Sebuah mimpi yang besar cukup untuk dimimpikan sedikit saja. iya... mimpikan sesuatu yang besar hanya sedikit. Karena cukup dengan sedikit mimpi besar dan juga iman yang sedikit, mimpi itu akan menjadi kenyataan.

Saya percaya bahwa Tuhan itu tidak pelit dalam memberikan berkatNya kepada umatNya. Tuhan memiliki kekayaan yang tidak akan pernah dapat dihitung oleh pikiran manusia untuk diberikan kepada anak-anakNya yang taat kepadaNya. Sebuah mimpi besar pun dapat Dia lakukan dalam kehidupan kita asalkan kita percaya saja kepada Dia.

Ketika kami berencana untuk pergi ke Amerika Serikat, saya sempat tidak percaya. Segelintir mahasiswa yang masih bergantung makananya kepada orang tua mau ke Negara paling maju di dunia ini untuk mengikuti sebuah perlombaan paling bergengsi di seluruh dunia, yaitu HNMUN (Harvard National Model United Nations).

Sangat normal ketika saya berpikir bahwa mimpi ini hanya angan-angan belaka dan tidak akan pernah terealisasikan. apalagi kedua orang tua saya yang notabene adalah orangtua yang berpenghasilan saja tidak pernah menginjakan kakinya di Negara Paman Sam itu, apalagi anaknya yang masih belum berpenghasilan.

IYA BENAR!!

Penghambat kami untuk berangkat adalah DANA!!!

DANA yang membuat kami bertengkar satu dengan yang lainnya, tapi DANA juga yang membuat kami sangat dekat satu dengan yang lainnya.

Saya sampai sekarang tidak mengerti dengan 'skenario' sang Pencipta yang mempertemukan saya dengan 9 orang hebat yang menjadi Tim ITS untuk HNMUN 2015. Mungkin Tuhan mau mendewasakan saya melalui orang-orang ini atau Tuhan mau menguji iman percaya saya kepada Dia, bahwa segala sesuatu tidak ada yang mustahil bagi Dia?

kiri-kanan : Darosa Elfrida, Marvin Suganda, Achmad Rizal, Aidhil Mar'ie, Ekky Hardiyanto, Ilmi Mayumi, Aditya Brahmana, Azmil Muftaqor, Yakob Christopher, Yabes David

Menjadi officials sekaligus salah satu penggagas UKM baru ini, saya sempat hampir menyerah untuk melanjutkan mimpi yang besar ini: Ke Amerika Serikat. Ketika engkau gagal meyakinkan dirimu sendiri, jangan pernah bisa meyakinkan orang lain untuk berangkat.
ketika itu bulan November 2014 dan status sponsorship masih nol dan dana yang kami butuhkan tidak lah sedikit. mungkin setara dengan sebuah event besar yang ada di Institut Teknologi Sepuluh Nopember Surabaya. 

Ketika bulan itu tersebut saya ingat ketika sebuah malam yang sangat tenang saya berdoa dan mengeluarkan unek-unek saya kepada Sang Khalik. saya pun sempat 'bertanya' apakah Tuhan akan menolong saya dan akan memberangkatkan saya dan juga teman-teman saya? tidak ada jawaban, bahkan tanda untuk mendapatkan sponsorship pun tidak ada. Tapi, yang saya ingat sampai sekarang adalah Tuhan hanya memberikan saya ketenangan di dalam hati saya untuk tetap memperjuangkan mimpi besar ini. Tidak ada jawaban Yes, No, or Maybe. Tuhan hanya seolah-olah menjawab "Do what you have to do"

Jawaban simple dari Tuhan itu yang mungkin membuat saya bertahan hingga detik-detik terakhir. Setiap hari motivasi saya hanya "bertahanlah sampai hari ini saja" kemudian esok harinya saya pun memotivasi diri saya "bertahanlah sampai hari ini saja". yang di dalam pikiran saya adalah lakukan apa yang bisa di lakukan hari ini

"Kesusahan sehari cukuplah sehari, hari esok ada kesusahannya sendiri"

Mulai dari melegalkan organisasi kami, pergi ke birokrasi kampus, hingga follow up setiap perusahaan yang kami datangi untuk melakukan kerja sama, kami lakukan untuk membuktikan bahwa saya dan yang lainnya tidak mau menyerah sampai Tuhan sendiri yang bilang "TIDAK". bahkan rapat hingga jam 12 malam saya lakukan untuk memotivasi dan meyakinkan teman-teman ITS for HNMUN 2015 bahwa kita bisa berangkat jika kita berusaha dan percaya kepada Dia.

Saya masih mengingat sampai sekarang ketika salah satu anggota tim kami bertanya kepada saya: "Bes, gimana nih udah dekat HNMUNnya, kita berangkat gak nih? duit dari mana kita?" secara refleks saya menjawabnya "Tuhan yang sediakan". iya.... saya tidak tau kata-kata darimana tetapi saya belajar dari kata-kata saya sendiri bahwa jangan pernah membatasi Tuhan yang tidak terbatas itu.

Proposal sponsor pun kami sebar dengan sangat maksimal. Mulai dari alumni-alumni, perusahaan di Surabaya, Jakarta, Sumatra, Kalimantan, Sumbawa dan bahkan saya pun sempat pulang ke Makassar hanya untuk menyebar proposal sponsorship tersebut

rapat tiba-tiba yang kami lakukan mendekati hari H keberangkatan yang dilaksanakan hingga tengah malam
Saya sempat jatuh sakit karena kebanyakan pikrian. memikirkan kelanjutan mimpi yang kami perjuangkan setelah beberapa bulan. H-2 bulan menjadi puncak-puncak dari pikiran saya. Saya sempat tidak peduli lagi dengan tim ini dan mau meninggalkan mereka dan seolah-olah menjauh agar kami semua tidak jadi untuk berangkat. saya pun sempat berpikir "SUDAHLAH, ini SEMUA TIDAK MUNGKIN". hampir setiap hari kami harus ketemu dan membahas hal yang sama yang membuat kami ber sepuluh sangat pusing. Bahkan ada satu hari yang kami pun sempat tidak berkata apa-apa karena seolah-olah kita semua menyerah. yah.. kita bertemu tapi tidak ada yang mau berbicara. Tidak ada kata istirahat, bahkan sabtu atau minggu.
Saya pun sempat beberapa kali harus langsung menyebar proposal sponsor ke perusahaan setelah perkuliahan, tidak sempat makan, ataupun bercengkrama dengan teman sekelas dalam perkuliahan, langsng keluar dari kelas dan langsung berangkat menyebar proposal. 
tapi Tim ini bukan teman, mereka sudah seperti keluarga sendiri. ketika saya down, mereka yang menyemangati, padahal kami sebagai officals, mungkin sudah menyerah, tapi mereka yang selalu mengingatkan untuk tidak putus asa.

inilah TIM ITS untuk HNMUN 2015. ketika ada satu yang jatuh, yang lain akan  menolong bahkan menyemangati.

Sampai tiba di satu saat dimana kami mendapatkan bantuan dari Harvard University, titik balik saya untuk tidak jatuh lagi untuk memperjuangkan mimpi ini. yang membuat saya semangat (walaupun kadang down lagi hehehe) untuk bisa memberangkatkan 10 orang ini.

Mungkin Tuhan yang tidak pernah menutup telinganya kepada anak-anakNya yang meminta kepadaNya. semua jerih lelah kami terbayar ketika H-3 hari sebelum keberangkatan kami mengadakan konfrensi pers untuk menjelaskan keberangkatan kami

entah uang dari mana datangnya tapi inilah hasil jerih payah dan hasil doa-doa kami akhirnya kami pun bisa BERANGKAT KE AMERIKA SERIKAT

OFFICIAL Picture of  ITS for HNMUN 2015

ketika kami di Boston
ISLAM, KRISTEN, KATOLIK, SUNDA, TORAJA, JAWA, BATAK, PRIBUMI, TIONGHOA, ARAB, HITAM, PUTIH, COKLAT, TUA, MUDA Tidak ada lagi perbedaan itu. yang saya lihat hanyalah BHINEKA TUNGGAL IKA.


Berbeda-beda agama,

suku, dan ras tapi kami

disatukan oleh satu MIMPI

Tidak pernah saya merasa sedekat ini dengan mereka. padahal proses yang harus kami jalani hanyalah 5 bulan, tetapi kami seperti telah menjalin hubungan selama 5 tahun.

Kami sampai tau kebiasaan-kebiasaan setiap orang, budaya-budaya, bahkan dari tim ini saya pun belajar bahasa arab. 

Capek fisik, mental, tangisan dan canda tawa bahkan hingga baper-baperan adalah warna yang ada di Tim ini. Tidak ada yang bisa menggantikan memori ini dalam kehidupanku. memori yang mengubah cara berpikir dan mengubah saya menjadi lebih dewasa dalam menghadapi dunia yang semakin jauh dari kasih mula-mula. Kami pun dengan berani mengatakan bahwa kami adalah HISTORY MAKER di ITS SURABAYA.

Tidak ada kata ucapan syukur yang mampu mendefinisikan syukur saya kepada Tuhan karena telah dipertemukan dengan orang-orang ini:

di time square New York


di depan MIT



Terima Kasih,
1. Achmad Rizal Mustaqim, partner officials saya mulai dari Jepang hingga sekarang. orang yang banyak memotivasi saya, bahkan yang mengajarkan saya tentang bagaimana cara menjadi Pemandu LKMM yang baik. yang selalu membangkitkan semangat saya ketika saya down, orang yang paling berani yang pernah saya temui, terima kasih telah menjadi partner untuk membawa 8 orang ini ke Amerika Serikat

2. Yakob Christopher Simanjuntak, ST. teman 2011 yang sudah saya tau semenjak 2012 tapi baru dekat akhir-akhir ini. saya belajar tentang "Happiness" dari orang ini. terima kasih telah membawa saya untuk berubah menjadi orang yang lebih ceria dan tidak selalu murung. Semangatnya akan kota New York yang membuat saya juga semangat untuk mempertahankan tim ini dan juga pengalamanya di kulineri Surabaya yang membuat saya lepas dari stress.

3. Azmil Muftaqor Imami, wanita yang paling dewasa di dalam tim ini. wanita yang selalu kalem dan tidak pernah memperlihatkan kepusingan dan kesetressanya. saya belajar bahwa manusia harus tegar dalam menghadapi segala sesuatu, jangan terburu-buru dalam mengambil keputusan dan selalu tenang ketika kita sedang di dalam tekanan.

4. R. Aditya Brahmana, saingan saya dalam memperebutkan mawapres ITS dan partner saya dalam memenangkan SVC di Harvard. saya belajar bahwa untuk jangan menyerah dan selalu berusaha untuk mewujudkan sesuatu dari dia. tanpa usaha semuanya tidak akan ada hasilnya.

5. Marvin Suganda Gunawan, yang mengajarkan saya untuk selalu menomor 1 kan Tuhan dan untuk tidak membatasi kemahakuasaanNya. saya belajar tentang bisnis dan juga tips-trick dalam menghadapi orang yang akan kita temui

6. Ilmi Mayumi Bumi, wanita yang Public Relation nya tidak bisa dipungkiri lagi, saya belajar banyak tentang Public Relation dan kemampuan dalam memfollowup perusahaan. saya juga belajar untuk terus bekerja keras dalam menjalankan setiap tanggung jawab. saya juga belajar tentang passion.

7. Darosa Elfrida Haro, Boru batak yang selalu menjadi sasaran ke-stress-an saya. saya banyak belajar tentang style yang up-to-date dari dia. tidak hanya itu, saya juga belajar tentang pengorbanan dari boru cetar tekling ini

8. Aidhil Mar'ie Luthfie, si Gendut lucu yang mengajarkan saya bagaimana cara baper dan mengatasi ke-baper-an tersebut dengan bijak. yang mengajarkan saya tentang skala prioritas akan sesuatu

9. Ekky Hardiyanto, yang sering membuat saya pusing karena susah untuk di hubungi, dari situ saya belajar untuk mempertahankan seseorang jika oraang tersebut layak untuk dipertahankan serta management diri.

Tuesday, June 2, 2015

Internationalize the people!

People go first!
[How to Internationalize Mechanical Engineering]

Internationalization is an attempt to introduce, prepare and empower a thing that can ‘enjoy’ internationally. If we want to talk about how to internationalize mechanical engineering department of ITS, we have to consider about the preparedness of the object in department itself. Educators, administration’s staff, students, and every supporting element in Mechanical Engineering is the object that should prepare for Internationalization

            How to start internationalization in Mechanical Engineering? Thomas Jefferson said, “Mind like a parachute, they only function when open.” The first thing that we should start is every element that wants to do internationalization should have an open-minded mind and knowledge. With an open mind, cultural learning process can take place in our department. No doubt, Indonesia has a big different culture with another country especially for western. And sometimes we cannot admit it because our cultures deny it. But with open mind, we can learn and understand other culture, so we can make internationalization in Mechanical Engineering. Open mind can decrease culture shock too. Like what I mention before, we have different culture and how we can be global citizenship (in order to internationalization) is by having an open mind, understanding each other’s, and try to admit others.

            Another preparation that we should prepare is language. In Mechanical Engineering department, main language is Bahasa, but secondary language is Javanese Language. If we want to internationalize our department we have to use international language as our secondary language. Not mean we don’t love our own culture, but how global citizen could understand Javanese language since it was not an international language. Not only using English as international language on our textbooks, but why not we try English as our daily language. Indonesian sometime thinks that when you speak in English means that you are so ostentatious and those statements make us down and afraid that we will shun by our friends. I believe there is “price” that we should pay if we want to be the global citizenship or in this case internationalization. That’s why I stated that the first thing is we should have open mind so we don’t have to afraid of our environment which is maybe will not support as to become international student of Mechanical Engineering.


            Facing many ideology lacing in this world, whether it liberalism, conservatism, communism, fascism, and many more, force us to fortify our self. Irrespective of the open mind that we have to own, ideological principles that we hold must also be sturdy. In fortify our self, hence necessity of extensive knowledge as well about self-knowledge, religion, national ideology and other ideologies that exist in this world. The most elements must prepare associated with it is young people in this case is students. To increasing the knowledge, it will be very important also read things that don’t have any connection with Mechanical Engineering disciplines, such as concept of nationalism, social, politics, cultural and world issues. Discussion on these topics can be helpful also in upgrading the student’s knowledge.

            Not only upgrading the knowledge but also implements that knowledge in some competition. In Mechanical Engineering we there some competition that related with our disciplines like “Shell Eco Marathon” and “IEMC” and so far students and educators of Mechanical engineering have already take part on that event. But to internationalize our department, those events will not enough. Try to get out from your comfort zone and try another competition which is doesn’t relate with our disciplines like International conference discussing about world education or another global issues. To internationalize our department, we have to internationalize the students first. Because in mechanical engineering most of our lecture has already got their title on overseas, so it is the student’s time to internationalize their self and we can internationalize our department easily.


            The point of internationalize Mechanical Engineering departments is from the elements of department itself. Encouraging students to have an open mind so they can understand and admit another culture in this world so we can take part to become global citizenship, learn to pay the price to become international student like learning English and be brave to speak in English even in daily life. Fortify our self from world’s ideology, try to recognize our self and read everything even doesn’t relate with our disciplines. And believe we can bring Mechanical Engineering department of ITS become international department. (yabs/M54)

Jepang : Sebuah titik balik dari mimpi yang tinggi (3) - SELESAI

Setelah sekian lama tidak menulis apa-apa akhirnya saya pun kembali ke blog ini dan hendak menyelesaikan semua cerita yang ada di Jepang..

Untuk hari kedua, kami pun bersiap-siap untuk mengikuti Model United Nations Conference in Kobe City. Setelah mengenakan business attire, kami pun bergegas menuju Subway untuk mendapatkan kereta bawah tanah menuju Kobe City.

Kembali lagi karena permasalahan bahasa, kami pun tidak dapat membaca petunjuk yang diberikan oleh petugas kepada kami agar kami bisa sampai ke Kobe City dengan selamat. bahkan kebingungan kami pun memuncak ketika kami harus menghapal loop-line dan berapa kali kami harus pindah kereta serta jadwal setiap kereta dan juga gate setiap kereta harus di hafal karena itu semua lah yang akan membawa kami ke Kobe City.

petunjuk kereta untuk ke Kobe
Train pertama, kedua, hingga pindah ke train ketiga masih aman bagi kami. tetapi yang membuat kami bingung adalah ketika mau pindah ke train keempat karena stasiun kereta keempat ini ada di dalam pusat perbelanjaan di daerah kota Osaka.

Dengan penuh dengan kesoktauan kami, kami pun berusaha mengikuti arah aliran manusia yang ada di pusat perbelanjaan tersebut dan akhirnya kami pun tiba di stasiun.

Kami pun kembali bingung karena kami tidak mengetahui kereta nomor berapa agar kami bisa ke kobe city. Rizal pun sempat menanyakan kepada petugas lokal which is warga lokal juga yang which is gak bisa bahasa inggris. alhasil kami pun sempat terdiam beberapa saat dan akhirnya mata saya pun terdiam di 2 orang yang kelihatannya "agak" bingung tetapi tidak sebingung kami. warna kulitnya pun sawo matang dan sangat berbeda dengan kulit orang jepang. seorang perempuan dan laki-laki itu pun saya hampiri dan dengan sangat percaya diri saya langsung bertanya "orang Indonesia ya?" sontak mereka pun kaget dan mengiyakan pertanyaan saya tersebut. dan ternyata mereka juga akan mengikuti JUEMUN yang diadakan di Kobe. Mereka adalah aya dan icang, mahasiswa dari Universitas Indonesia yang akhirnya bersama-sama ke Kobe. Singkat cerita karena persiapan mereka sangat matang, kami pun tiba di Kobe dan mengikuti JUEMUN hingga akhir

JUEMUN merupakan salah satu MUN yang sangat kami rekomendasikan karena mereka menyediakan  hospitality yang sangat bagus selama kami ada di Kobe




Saya pun bertemu dengan teman baru yaitu Kotaro yang menjadi teman sekamar saya di hotel selama MUN. dia sangat baik dan sangat ramah kepada saya dan rizal. bahkan dia sampai mengantarkan kami sampai stasiun terakhir sebelum mencapai KIX, karena kami harus kembali ke Osaka untuk melanjutkan perjalanan kami ke SENDAI
Rizal, Kotaro, dan saya






BUDAYA KETIKA DIDALAM KERETA


Memang saya harus mengakui bahwa budaya moral orang-orang Jepang itu sangat tinggi. saya pun harus salut dan mengatakan bahwa integritas mereka terhadap privasi dan waktu sangat tinggi. ada beberapa nilai yang bisa saya sharingkan mengenai kebudayaan di dalam kereta orang-orang Jepang, versi pengalaman saya.

1. Tahu Diri

Peristiwa ini ketika saya dan rizal pertama kalinya datang ke Jepang ketika perjalanan dari KIX ke OSAKA. ketika itu kereta masih kosong dan saya pun duduk di kursi. ketika kereta tersebut berhenti di salah satu stasiun, ada wanita paruh baya sekitar 40-50 tahun masuk dalam kereta dan keadaan kereta sudah penuh. memang di dalam kereta tersebut ada kursi khusus untuk orang-orang tua yang biasanya di berikan warna pink. ketika itu saya duduk di kursi yang "normal" yang diperuntukan untuk semua golongan. 
Karena keibaan saya melihat wanita ini, akhirnya dengan sedikit bahasa Jepang dan bahasa Inggris saya pun mempersilahkan wanita tersebut untuk duduk di kursi saya. Dia pun sempat menolak dengan mengucapkan "Arigatou....... (lupa saya selanjutnya)" dengan bahasa isyarat yang menandakan dia tidak mau duduk dan menyuruh saya untuk duduk kembali.
karena dasar orang Indonesia yang agak keras, akhirnya saya bersikukuh untuk menyuruhnya duduk. dan saya langsung berdiri dan tidak mendengarkan bahasanya lagi. ketika saya berdiri, wanita itu juga tetap berdiri dan tidak mau duduk di kursi saya padahal saya sudah menyuruhnya untuk duduk. hingga saya turun dari kereta itu pun beliau tidak mau duduk.
mungkin ini adalah budaya tahu diri orang Jepang bahwa hak kursi itu adalah hak saya dan bukan haknya. mereka tahu diri akan hak dan kewajiban mereka dan sudah menjadi kebudayaan untuk menghormati hak orang lain.

2. Ramah!

Siapa yang bilang bahwa orang Jepang itu tidak ramah sama sekali? Sebenarnya orang Jepang sangat Ramah, ini terbukti ketika kami ada di dalam kereta dan bingung hendak mau menggunakan kereta apa ketika kami di Osaka, kami pun bertanya kepada penduduk lokal sembari memperlihatkan peta yang kami bawah. dengan bahasa Jepangnya dan dengan sedikit bahasa inggris yang kurang dari pas-pasan, orang Jepang tersebut menjelaskan dengan sangat sabar rute perjalanan kami dengan senyuman yang sangat ramah. yah, mungkin dia tahu bahwa kami ini adalah pelancong yang ada di Jepang. 

Bahkan ketika kami mengunjungi salah satu kuil yang ada di Sendai City, kami sempat berbincang-bincang kepada salah seorang wanita tua yang kebetulan mendapatkan "anak angkat" dari hasil proses pertukaran pelajar antara Jepang dan Amerika Serikat. at least kami memiliki translator English-Japanese dan sebaliknya. disitu kami bertanya tentang kehidupan dan keluargnya. dia sangat ramah menjelaskan tentang kehidupanya dan tentang keluarganya. mereka sangat Ramah!

3. Privacy Please

Orang Jepang sangat menghargai privasi dari setiap orang yang ada di dalam kereta. ciri-ciri ketika seseorang tidak mau di ganggu privasinya adalah ketika di dalam kerete mereka menggunakan headset serta membaca buku. Mungkin beberapa orang mengatakan bahwa orang Jepang tidak ramah karena mereka cuek. sebenarnya mereka tidak cuek, mereka hanya menghormati privasi setiap orang. buktinya ketika kami bertanya kepada warga lokal yang ada di dalam kereta dia pun dengan sangat ramah menjelaskan rute perjalanan kami. bahkan saking menjaganya privasi, jika ada 2 orang teman naik ke kereta yang sama, mereka akan meminimalisir percakapan agar tidak menganggu penumpang yang lain. sangat berbeda dengan saya dan Rizal yang setiap saat sangat ribut kretika kami ada di atas kereta. hehehehhe...

4. NO PHONE ON TRAIN

Sebenarnya aturan ini sama seperti point ke tiga. mereka hanya menyalakan handphone untuk mendengarkan musik, membaaca berita atau texting dengan teman mereka.
kejadian ini terjadi saat kami bermasalah di bandara Sendai dan kami pun hendak menelpon teman kami yang menolong kami selama ada di Sendai. ketika kami panik menelpon dia, dia langsng berkata "Bentar yah di kereta gak boleh nelpon" dan telpon pun langsung dimatikan di tengah-tengah kepanikan kami





Mungkin saya tidak akan banyak menulis untuk perjalanan saya selama ada di Jepang, mungkin untuk masalah di Bandara Sendai bisa di baca di blog link partner saya selama ada di Jepang Bertengkar dengan petugas bandara dan sisa perjalanan kami adalah hanya berkeliling tempat wisata di Sendai serta mengunjungi beberapa universitas yang cukup ternama di Sendai...
sesaat sebelum masalah dengan petugas 

ketika saya bermasalah di bagian migrasi di KIX, karena saya mebawa tiruan samurai di dalam tas ransel saya (harus masuk ke dalam bagasi ternyata hhehe)












Tetapi di akhir kata untuk perjalanan Jepang ini (karena ada cerita yang lebih besar lagi daripada ini) saya mau kembali mengutip kata-kata dari salah seorang ambasador PBB bidang keamanan yang waktu itu diterbangkan langsung dari New York City. ketika itu saya dan salah seorang teman sempat berbincang-bincang singkat dan pribadi dengan beliau. beliau berpesan seperti ini

"If you have a big dream, keep it tight or someone will take your dream"


yes, dari pembicaraan pribadi kami, saya hanya dapat mengingat kata-kata ini yang sampai sekarang saya sampaikan kepada orang-orang yang dipercayakan kepada saya untuk saya bawa naik dan terbang dengan mimpi-mimpinya.
Bahkan ketika engkau bermain di dalam "perangkap" zona nyamanmu sendiri tidak akan membuat mu lebih berkembang. bahkan bisa saja engkau malah menurun dalam banyak hal.

Tidak ada yang salah dengan mimpi yang besar. bahkan dalam kepercayaan saya pun dibilang 
"...Mintalah maka engkau akan diberikan..."

Tidak ada yang salah ketika engkau mau bermimpi segila apapun... 

bukan sesuatu yang haram ketika engkau bermimpi untuk sesuatu yang mustahil...

Tidak akan ada yang melarang untuk memiliki mimpi-mimpi itu...



tetapi apakah anda MAU berusaha untuk mewujudkanya?

apakah anda MAU untuk berdiri lagi ketika sudah jatuh sebanyak 100 kali?

Jangan pernah menyerah kepada keadaan anda, bahkan ketika seolah-olah tidak ada lagi yang akan menolong anda untuk mewujudkanya, percayalah masih ada Tangan kuat dan tak terlihat itu yang akan selalu memegang tangan kanan anda untuk mewujudkan mimpi-mimpi yang telah anda rencanakan.

tetaplah bermimpi, BERMIMPI YANG BESAR.

Dan kiranya Tuhan selalu melimpahkan damaiNya kepada kita semua








Thursday, April 30, 2015

Jepang : Sebuah titik balik dari mimpi yang tinggi (2)

Tetapi, H-1 sebelum keberangkatan kami, ada sesuatu yang lupa kami perhitungkan. yaitu transportasi di Jepang. Kami diberitahukan oleh salah satu teman kami yang pernah ke Jepang bahwa di Jepang semua tulisan dalam kanji dan orang jepang sangat susah untuk berkomunikasi dalam bahasa inggris. Bahkan untuk tiket, kami harus membeli sesuai dengan jadwal yang ada di Internet (karena orang Jepang sangat ontime).
Akhirnya saya dan rizal pun membagi tugas. karena kami berpikir bahwa kami akan susah mendapatkan sinyal wifi gratis, maka tugas rizal adalah mencetak SEMUA jadwal KERETA yang ada di Jepang dengan destinasi yang akan kami kunjungi, sedangkan saya bertugas untuk mempelajari bahasa Jepang, karena kebetulan pada waktu saya SMA, saya belajar bahasa Jepang. Yak, dengan kondisi H-1 HARI!!!!!

Dengan kondisi H-1 Hari kami berusaha untuk membuat jadwal perjalanan kami selama di Jepang yang baru karena jadwal dari kereta yang ada di Jepang sangat berbeda dan hanya memiliki selang yang tidak jauh antar 1 kereta dengan kereta lain. Hanya dengan semalam kami mempersiapkan semua. Rizal langsung mencetak semua jadwal kereta dan saya pun membuka internet untuk belajar bahasa Jepang lagi (karena pada saat SMA sempat belajar bahasa Jepang)
Setelah semalaman struggle dengan semuanya itu dan akhirnyaaaaaaaaaaa

HARI YANG DI TUNGGU PUN DATANG

Hari dimana kejadian yang membuka mata dan pikiranku akan dunia ini. Hari dimana yang menjadi titik balik dari semua mimpi-mimpi ku. Hari dimana pertama kalinya saya keluar negeri tanpa kedua orangtua saya. dan juga pertama kalinya keluar negri dengan status "backpacker"

Akhirnya saya pun mempersiapkan semuanya termasuk uang

 Paspor dan VISA saya yang sangat susah untuk didapatkan


dan juga segala perlengkapan mulai dari baju ganti hingga MUN kit kami

Kami pun telah menyepakati untuk bertemu di bandara 2 Juanda, kebetulan pesawat kami itu Garuda Indonesia dengan penerbangan Surabaya-Bali-Osaka
Jadwal pesawat kami sekitar pukul 19.00 tetapi kami telah bertemu di bandara Juanda jam 18.00

Setelah berpemitan dengan kedua orangtua Rizal (kebetulan orangtua saya masih ada di Makassar dan tidak dapat datang ke Juanda) kami pun check in dan masuk ke dalam ruang tunggu.
di ruang tunggu pun kami bertemu dengan beberapa teman yang hendak pulang kampung karena kebetulan pada saat itu adalah liburan semester genap


Akhirnya kami pun terbang ke Bali pukul 19.00

ketika penerbangan dari Surabaya-Bali





ketika sampai di Bali

Karena perjalanan kami ini bisa di bilang perjalanan nekat, kami pun sempat melupakan sesuatu hal yang penting yaitu "money changer"
Walaupun masing-masing dari kami telah memiliki yen, tetapi masih sangat kurang. ketika itu kami harus dengan cepat check-in di Penerbangan International karena harus minimal 2 jam sebelum keberangkatan harus check in. kami pun sempat kalang kabut karena tidak mendapatkan money changer yang "sesuai" dengan keinginan kami dan sudah ada beberapa money changer yang bisa dibilang "murah" sudah tutup. hanya money changer dari bank-bank nasional. 

Kami pun berpikir untuk check in terlebih dahulu dan langsung pergi menukar uang. perdebatan sempat terjadi antara saya dengan rizal karena urusan di imigrasi terkadang sangat lama dan menyita banyak waktu. akhirnya saya pun menuruti keinginan Rizal untuk mencari money changer terlebih dahulu

ketika kami harus berlari-lari di Terminal International Ngurah Rai Bali


osaka

Setelah marathon dari Terminal International-Terminal Domestik-dan kembali lagi ke International kami pun mengantongi yen dengan kurang bahagia karena money changer yang kami dapat cukup mahal. setelah itu kami pun masuk ke imigrasi dan ke ruang tunggu.
Didalam ruang tunggu pun kami harus kecewa karena penerbangan kami sempat di delayed selama 2 jam



 dan setelah menunggu selama 2 jam kami pun berangkat....

"Tuhan memberkati perjalanan kami..."


perjalanan Bali-Osaka sebenarnya perjalanan yang tidak terlalu membosankan karena perjalanan ini hanya menempuh waktu selama 8 jam. jadi ketika kami berangkat pada waktu tengah malam. kami pun terlelap dan saat bangun, waktu sudah menunjukan pukul 7 pagi di atas pesawat. waktu masih membingungkan bagi kami karena kami masih belum masuk ke perairan Jepang pada saat itu.
sunrise dari atas pesawat



Ketika saya terbangun dari istirahat saya, saya melihat matahari terbit tepat di samping saya (kebetulan saya duduk di samping jendela)
Matahari terbit selalu menjadi salah satu alasan saya untuk tidak mengucap syukur kepada Sang Pencipta atas apa yang Dia perbuat atas alam ini
Syukur saya terus memuncak ketika tersadarkan lagi bahwa saya menikmati matahari terbit di atas pesawat dengan tujuan Jepang
"Sudah tidak ada lagi kata-kata yang bisa diucapkan untuk mengungkapkan rasa syukur kepadaMu" merupakan kata-kata yang terus saya ucapkan ketika terbangun.
Saya pun tidak mau melewatkan momen indah ini. saya pun mengambil gadget saya dan membuka buku yang dari dulu sampe sekarang tidak berubah yang selalu menguatkan, yaitu Alkitab.
Dengan back sound "BejanaMu" dari JPCC Worship saya pun mendekatkan diri kepadaNya yang karyaNya sangat sempurna dalam kehidupanku



 Jika di bilang memang saya berangkat dengan uang pribadi (walaupun di bantu oleh Wakil Rektor 1 ITS dalam sejumlah uang) tetapi saya percaya bahwa ini semua yang terjadi karena seturut dan kehendak Tuhan. mungkin jika saya punya uang untuk berangkat tetapi saya sakit, bisa jadi saya tidak berangkat. Sehingg semua yang terjadi ini semata-mata karena Tuhan.

Tidak lama berselang setelah saya ber-saat teduh di atas pesawat, kami pun di suguhkan breakfast ala Japan


 tetapi ada yang membuat kami sangat menikmati perjalanan kali ini, yaitu pramugari yang ada di atas pesawat kami ada beberapa orang Indonesia, tetapi ada juga Orang Jepang yang memberikan pelayanan yang sangat baik dan ramah kepada kami

saya masih ingat namanya adalah Tsugumi


Setelah mendarat, kami segera mencari bagasi kami dan duduk-duduk di bandara yang sangat terkenal dengan "bandara di atas laut" ini. tetapi yang membuat kami terkejut adalah tidak lama setelah 10 menit kami duduk-duduk di bandara, kami pun di datangi polisi bandara dan langsung mengintrogasi kami sambil meminta paspor kami
"where you want to go? for how long? where do you live here? " pertanyaan yang dasar dengan aksen khas orang Jepang

Ya, itu merupakan pengalaman dan kejadian pertama kami setelah kami mendarat di negeri sakura ini.

Setelah di introgasi, kami pun mencari tourist center, semacam stand2 yang ada di bandara kansai untuk para tourist yang pertama kali ke Jepang untuk mendapatkan informasi tentang Jepang. 
Kami pun langsung meminta peta Osaka dan Kobe City. 

untuk para turis yang baru pertama kali ke Jepang, jangan takut karena Tourist Center ini akan sangat membantu kita sebagai turis dan juga mereka sangat ramah ketika kita bertanya. tenang saja mereka dapat berbicara dalam bahasa inggris.
Kami pun juga bertanya dimana tempat penitipan barang semacam loker yang ada di Bandara Kansai. 
Bandara ini termasuk bandara yang sangat lengkap karena hampir semuanya ada.
kami pun di arahkan untuk mencari loker penitipan barang itu. dengan memasukan koin sebesar 50 yen untuk 1 hari kami pun menitipkan bagasi kami
ukuran bagasi ada 3 macam, ada yang kecil sedang dan besar. khusus yang besar harganya 100 yen. kami pun mengambil loker yang besar dan langsung memasukan 2 bagasi kami yang sama besarnya.
Setelah itu kami pun keluar Bandara dan mencari stasiun kereta (JR Train).
Bandara Kansai dan Stasiun JR sangat dekat sehingga kami hanya perlu berjalan kaki selama 5 menit untuk sampai ke stasiun tersebut. sebelum masuk ke stasiun kami harus membeli tiket. dan masalah bahasa pun terjadi lagi, Saya yang lupa membawa catatan bahasa Jepang pun dengan terpaksa menggunakan bahasa inggris di campur bahasa "Tarzan" kepada mbak-mbak penjaga tiket pembelian tiket
fyi : di stasiun jepang semua tempat pembelian tiket dilakukan oleh mesin karena jika di lakukan oleh manusia, gaji untuk orang yang menjual-belikan tiket itu sangat mahal (since in Japan they are paid per hours).
Tetapi tidak usah khawatir karena di Stasiun JR Kansai akan ada petugas yang akan membantu kita membeli tiket di Mesin Tiket tersebut

stasiun bawah tanah di Stasiun Kansai


dan setelah tiket di tangan, petualangan hari pertama kami pun di mulai.

OSAKA CASTLE


Tujuan pertama kami adalah istana kerajaan Jepang yang ada di OSAKA




Setelah menikmati istana megah ini, perjalanan kami pun dilanjutkan

UNIVERSAL STUDIO



Setelah belajar membeli tiket di mesin pembeli tiket pada saat di stasiun Kansai, kami pun langsung cabut ke universal studio untuk menikmati permainan yang ada di sana



Untuk hari pertama pun selesai karena besok kami harus mengikuti Model United Nations Conference on Kobe City.



(Bersambung...)